Ekonomi

Petani Lebak Gunakan Pompa Satelit Untuk Mengairi Sawah

Sejumlah petani Kabupaten Lebak memasang pompa satelit di areal persawahan guna mewujudkan swasembada pangan dan peningkatan ekonomi di daerah itu.

Pompa satelit merupakan jenis pompa air dari kategori submersible pump yang populer digunakan untuk memasok kebutuhan air di industri, perkantoran, apartemen, perumahan dan perkebunan.

Cara kerja pompa air ini adalah mengkonversi energi energi kinetis menjadi energi potensial. Dalam hal ini, pompa memerlukan impeller untuk menjalankan gaya sentrifugal yang diharapkan sehingga ketika pompa terendam sempurna di dalam air maka kerja impeller semakin baik.

“Kami saat ini menggunakan pompa satelit dan dipasang di areal persawahan untuk memenuhi ketersediaan air,” kata Ketua Kelompok Tani Suka Bungah Desa Tambak Baya Kabupaten Lebak Ruhiana di Lebak, Selasa (9/1/2024).

Pemasangan pompa tersebut dengan kapasitas 4 PK dan bisa mengaliri seluas satu hektare, sehingga mampu mengatasi kekeringan akibat kemarau.

Mereka petani di sini dengan lahan seluas 150 hektare kini menerapkan pemasangan pompa satelit untuk mengatasi kekeringan. Pemasangan pompa itu melalui anggaran biayai dana desa setempat dengan program ketahanan pangan desa.

Selama ini, kata dia, areal persawahan seluas 150 hektare itu masuk kategori sawah tadah hujan karena tidak memiliki infrastruktur jaringan irigasi. Petani melakukan gerakan tanam jika musim penghujan saja dan jika musim kemarau areal persawahan dibiarkan tanpa ditanami padi.

Pihaknya melakukan pemasangan pompa air untuk memenuhi ketersediaan air sehingga dapat mewujudkan swasembada pangan dan peningkatan ekonomi petani setempat. “Kami meyakini pemasangan pompa itu dapat mengatasi kekeringan,” kata Ruhiana.

Menurut dia, pemasangan pompa tersebut dilakukan secara bertahap akibat keterbatasan anggaran dana desa itu. Saat ini, pemasangan pompa satelit tersebut direalisasikan satu unit dengan biaya anggaran sekitar Rp50 juta.

Namun, ujar dia, tidak tertutup kemungkinan pemasangan pompa tersebut ditunjang bantuan dana dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.

“Kami berharap pompa satelit itu bisa menjadikan alternatif untuk mewujudkan swasembada pangan,” katanya menjelaskan.

Didin (55) seorang petani di Blok Lalay Cibadak Kabupaten Lebak mengaku pada tanam Januari 2024 menggunakan pompa tersebut secara mandiri untuk memenuhi ketersediaan air sehingga bisa menghasilkan produksi pangan dan peningkatan ekonomi.

Areal tanaman padi di blok Lalay seluas 30 hektare usia padi rata- rata 7 hari setelah tanam, sehingga diperlukan adanya pengairan agar tumbuh subur dan bisa dipanen.

“Kami sejak sepekan terakhir ini menggunakan pompa tersebut dengan kapasitas 4 PK untuk mengaliri tanaman padi seluas satu hektare,” kata Didin.

Begitu juga Armadi (55) petani di Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka petani di wilayahnya untuk mengatasi kekeringan menggunakan pompa satelit dengan menyedot air dari dalam tanah.

“Kami berharap tanaman padi seluas satu hektare bisa dipanen pada Maret 2024 dengan pompa satelit,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar mengatakan pihaknya kini tengah mengajukan pompa satelit ke Kementerian Pertanian juga Pemerintah Provinsi Banten,namun hingga kini belum direalisasikan.

Saat ini, mereka petani yang memiliki sumber mata air permukaan cukup membutuhkan pompa agar terairi air sehingga tanaman padi tumbuh subur dan bisa dipanen.

“Kami berharap tanam padi Januari 2024 seluas 3.743 hektare bisa dipanen dengan adanya pompa satelit juga curah hujan meningkat,” katanya. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button