Hukum

Sedang Melaut, 4 Nelayan Bojonegara Tewas Tersambar Petir

Empat nelayan yang melaut di perairan Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten, Senin (5/2/2024), tewas tersambar petir, meski sudah terbit peringatan BMKG soal cuaca ekstrem, hujan lebat dan petir.

Kepala Seksi (Kasi) Operasi Basarnas Banten, Heru Amir mengatakan nelayan yang tewas tersambar petir tersebut berangkat bersama sejumlah rekan lainnya saat hendak mencari ikan ke tengah laut.

“Informasi kejadiannya pagi ini sekitar jam 10.15 WIB, mereka bersama beberapa rekannya tengah ikhtiar untuk mencari ikan di sekitar perairan Pantai Bojonegara,” katanya.

Ia mengatakan, empat nelayan tersebut, tiga diantaranya warga kampung Mamengger, Desa Kertasana dan satu lainnya warga Kampung Karang Dalan, Desa Karang Kepuh, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang.

Pihaknya menjelaskan saat sedang melaut kondisi cuaca di lokasi hujan lebat dan dibarengi dengan dentuman petir, sampai akhirnya menyambar para korban.

“Saat sedang melaut di sekitar perairan Bojonegara cuaca tengah hujan dan akhirnya tersambar petir,” katanya.

Ia mengatakan, kini jenazah korban tersambar petir sudah dievakuasi ke rumah duka untuk dimakamkan.

Sementara itu, identitas keempat nelayan tersebut yakni Herman (40), Jaman (50), Sopian (50) warga Kampung Mengger, Desa Kertasana, Kecamatan Bojonegara, Serang dan Sabeli (60) warga Kampung Karangdalan, Karangkepuh, Kecamatan Bojonegara, Serang.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan nelayan tradisional di pesisir Banten agar mewaspadai cuaca buruk yang berpotensi menimbulkan kecelakaan laut pada Senin.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Serang Tatang Rusmana di Serang Senin mengatakan, selama beberapa hari ke depan tinggi gelombang 2.50 meter (sedang) berpotensi terjadi di Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Banten Selatan, dan Selat Sunda bagian Selatan.

Kondisi demikian, katanya, tentu bagi keselamatan para nelayan tradisional yang menggunakan perahu kincang dengan mesin motor tempel cukup berisiko tinggi.

Karena itu, pihaknya mengimbau para nelayan tradisional yang biasa beroperasi di pesisir Banten mulai Perairan Selat Sunda bagian selatan Pantai Anyer, Cinangka, Carita, Labuan, Panimbang, dan Sumur.

Begitu juga Perairan Selatan Banten dan Samudra Hindia mulai Pantai Ujung Kulon, Cikeusik, Binuangeun, Tanjung Panto, Sukahujan, Cihara, Cibobos, Panggarangan, Bayah, Pulomanuk dan Sawarna dapat meningkatkan kewaspadaan jika melaut.

Selain gelombang tinggi juga hujan lebat disertai tiupan angin bergerak dari arah barat daya ke barat laut dengan kecepatan 05-30 kilometer/jam, dan suhu udara rata-rata 23-33 derajat Celcius.

BMKG juga menyampaikan, cuaca gelombang tinggi kepada pemerintah daerah, nelayan, pengelola wisata pesisir hingga BPBD setempat.

“Kami berharap nelayan lebih baik tidak melaut menyusul cuaca buruk guna menghindari kecelakaan laut,” katanya.

Sementara itu, sejumlah nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Panto Kabupaten Lebak mengatakan, mereka kebanyakan tidak melaut akibat cuaca buruk tersebut, terlebih saat ini tinggi gelombang Perairan Selatan Banten dan Samudra Hindia 2,50 meter.

“Kami sepekan tak melaut akibat cuaca buruk itu,” kata Dudung (55), seorang nelayan TPI Tanjung Panto Kabupaten Lebak. (Desi Purnama Sari – LKBN Antara)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button