Ekonomi

Sri Mulyani Mengungkapkan Alasan Harga BBM Subsidi Naik

Sri Mulyani, Menteri Keuangan, mengungkapkan alasan pemerintah tetap menaikan harga bahan bakar minyak atau BBM. Meskipun, harga minyak dunia sedikit mengalami penurunan.

Dia mengatakan, saat ini anggaran subsidi BBM di Indonesia telah alami tiga kali kenaikan.

Kenaikan tersebut didorong dari kenaikan harga minyak dunia yang terdampak dengan kondisi global yang tidak pasti.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia.

“Saya sebenarnya ingin harga BBM didalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN tetapi anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat.”ujar Jokowi.

Hal tersebut dikarenakan anggaran subsidi telah meningkat dari 152,5 triliun menjadi Rp502,4

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Rp502,4 trilun untuk subsidi BBM, gas dan listrik.

“Angka Rp502,4 triliun dihitung berdasarkan rata – rata ICP yang bisa mencapai 500 dolar perbaler dengan kurs Rp14.700 perdolar Amerika Serikat.”kata Sri Mulyani.

Volume pertalite di tahun ini akan mencapai 29 juta perkilo liter, sedangkan volume penggunaan solar hanya mencapai 17,44 juta perkilo liter.

“Dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, masyarakat akan bertanya, mengapa harga BBM tetap naik di tengah penurunan harga minyak dunia dalam sebulan terakhir.” Ujar Sri Mulyani. Dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (4/9/2022).

Dia menjelaskan, meskipun harga minyak dunia alami penurunan, angka tersebut tetap tidak sesuai dengan keekonomian harga bahan bakar minyak di Indonesia.

Berdasarkan perhitungannya, Sri Mulyani menyebutkan, dengan rata – rata harga tahunan ICP sebesar 99 dollar Amerika Serikat per barrel, maka pemerintah perlu menambah sekitar Rp151 triliun, dari anggara subsidi energy Rp502 triliun.

“Kalau harga ICP di 85 dollar AS per barrel sampai Desember, kenaikan subsidi tetap menjadi Rp640 triliun, penambahan anggara sebesar Rp138 triliun).”ungkapnya.

Pemerintah masih akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan harga ICP.

Hal tersebut untuk menentukan besaran anggara subsidi yang perlu digelontorkan hingga akhir tahun ini.

ICP merupakan harga rata – rata minyak mentah di Indonesia di pasar Internasional yang dipakai sebagai indikator perhitungan bagi hasil minyak, ditetapkan setiap bulan dan akan dievaluasi setiap enam bulan.

(Editor: Abdul Hadi)

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button