Lingkungan

Tembok Penahan Tanah di Gerem Ambruk

Tembok Penahan Tanah (TPT) di Lingkungan Cupas Kulon, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Banten, ambruk pada Minggu pagi, 05 Desember 2021 sekitar pukul 09.30 wib.

Beruntung rombongan pengantin yang melintas tidak terkena material longsoran dan tembok penahan tanah atau TPT tersebut. Warga sekitar bergotong royong membersihkan material longsoran, agar bisa kembali dilalui kendaraan.

“Saat TPT Ambrol tidak ada warga yang melihat, namun yang jelas setelah rombongan pengantin lewat,” kata Babinsa Kelurahan Gerem, Koramil 2303/Pulomerak Sertu Syarif Hidayatullah, Minggu (05/12/2021).

Sementara ini, TPT yang longsor diduga karena tidak kuat menahan tanah yang diguyur hujan. Warga dan kendaraan yang melintas tetap harus hati-hati.

“TPT pemakaman itu tidak kuat menahan resapan air dari atas, sehingga terjadi ambrol,” terangnya.

Meski sudah bisa dilalui kendaraan roda 2 maupun empat, warga setempat masih berada dilokasi longsoran. Pembersihan material juga dibantu TNI, Polri, BPBD, hingga Tagana.

“Sekarang sudah bisa dilalui jalannya oleh warga, namun puluhan warga masih tetap bergotong royong,” jelasnya.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang meminta kepada warga yang tinggal di lima kecamatan untuk mewaspadai bencana tanah longsor saat memasuki musim hujan. Kelima kecamatan itu adalah Kecamatan Cadasari, Mandalawangi, Pulosari, Panimbang dan Angsana (Baca: BPBD Pandeglang Minta Warga 5 Kecamatan Waspadai Longsor).

Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Pandeglang Usep mengatakan, ada beberapa lokasi yang menjadi langganan atau rawan terjadi longsor adalah sepanjang jalan AMD di Lebak Seureuh, tanjakan Bangangah di Kecamatan Mandalawangi.

“Daerah yang ke arah Panimbang dan Angsana juga sama, dan yang terakhir di Kecamatan Pulosari, daerah itu yang sering terjadi longsor di sana,” katanya, kemarin.

Usep mengaku, untuk mengantisipasi terjadinya longsor tersebut, instansinya telah memberikan imbauan dan menempatkan petugas untuk berjaga di sana.

“Kami sudah mengasih imbauan bagi para pendaki gunung untuk hati-hati. Sedangkan untuk yang di jalur wisata, kami selalu melakukan pemantauan terhadap lokasi itu, kalau misalkan ada tanda-tanda akan longsor, kita akan segera bertindak,” katanya.

Usep mengatakan, selain menempatkan petugas, instansinya juga telah membentuk 339 relawan untuk memantau kondisi 326 desa dan 13 kelurahan. Apabila terjadi bencana, lanjutnya, para relawan tersebut langsung bergerak dan memberikan pertolongan pertama kepada masyarakat.

(Reporter: Yandhi Deslatama / Editor: Iman NR)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button