Edukasi

Teten Buka Seminar Revitalisasi Koperasi Sekolah di SMA Muhi Yogya

Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan seminar revitalisasi koperasi sekolah di Grahay As Sakinah SMA Muhammadiyah 1, Yogyakarta, Sabtu (22/7/2023). Seminar dibuka oleh Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM.

Seminar itu bertema “Revitalisasi Koperasi Sekolah Konsistensi Gerakan Koperasi Berkelanjutan Agar Generasi Masa Depan Bangsa Bangga Berkoperasi Indonesia Maju”.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengharapkan, seminar ini memberikan arah kesadaran baru pentingnya berkoperasi siswa dilakukan di seluruh sekolah.

Selain itu menjadi katalisator kebangkitan koperasi sekolah di Indonesia yang diinisiasi oleh tokoh muda milenial yang cinta dan bangga dengan koperasi.

Tokoh muda milinial menginginkan arah ekonomi bangsa berubah dan mampu menjadikan bangsa Indonesia mandiri dan berkedaulatan.

Teten menyebut 5 tantangan dan isu strategis terkait koperasi. Pertama, belum ada penetapan acuan kebijakan nasional terkait pembudayaan sistem ekonomi kerakyatan melalui platform koperasi (asas gotong royong & etika kolektif).

Kedua, semangat dan pengamalan nilai-nilai Pancasila (gotong-royong, kemandirian & kebersamaan) yang belum terpatri kuat, kaitannya dalam upaya menyokong kesejahteraan hidup melalui sistem perekonomian rakyat yang inklusif.

Ketiga, masih adanya ketimpangan akses terhadap penguasaan modal maupun pemerataan prasarana pendukung dalam aktivitas ekonomi rakyat berbasis koperasi, sehingga tingkat ketimpangan {gini ratio) masih relatif tinggi.

Keempat, masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing untuk merespon perkembangan pasar nasional dan internasional.

Kelima, masih kurangnya upaya edukasi maupun sosialisasi “menarik” tentang pembudayaan sistem ekonomi kerakyatan melalui koperasi, terutama bagi generasi muda.

Kata Teten, populasi generasi milenial, generasi Z dan generasi post gen Z mencapai 64,69% dari 270,2 juta penduduk Indonesia. Ini merupakan potensi besar bagi penggerak ekonomi kerakyatan.

Sedangkan Muhammad Ikhwan Ahada, Ketua PWM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan, sekolah-sekolah Muhammadiyah di DIY telah memiliki koperasi siswa.

Menurutnya, koperasi siswa bisa menjadi media bagi peserta didik untuk belajar mengelola usaha.

Setelah pembukaan seminar selesai, Teten Masduki beserta rombongan menuju ke 27 stan pameran koperasi di halaman SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan berdialog dengan para pengurus koperasi.

Sekitar pukul 10.30 WIB, diskusi dari para praktisi koperasi sekolah di Indonesia (siswa dan guru Pembina koperasi siswa) dari praktisi koperasi sekolah kaliber dunia dari Natcco Filipina dan Praktisi Koperasi Sekolah di Indonesia.

Perwakilan Natcco Filipina Mark Edieson Matias, Teresa Paula dan Hazel Ann Lenida menyatakan, perlunya memberikan rekognisi kebanggaan berkoperasi di kalangan siswa dengan pengelolaan koperasi sekolah secara digital.

Sehingga siswa tertarik bergabung bersama di koperasi sekolah sebagai wadah pengembangan karakter wirausaha /enterprenuership di kalangan siswa.

Sekolah juga perlu membangun jejaring networking koperasi sekolah secara global agar mampu bersinergi berkolaborasi bersama masyarakat dan dunia usaha global.

Pukul 13.00 WIB kegiatan dilanjutkan dengan Best Practices dari Ketua Koperasi Ponpes Al Ittifaq, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII), dan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM).

Dalam sesi ini ditekankan Internalisasi Gerakan ayo berkoperasi yang dilakukan secara mendasar menyasar sekolah jenjang menengah (SMP/MTs, SMA/SMK/MA) memberikan legasi bahwasanya kesadaran berkoperasi harus dilakukan sejak dini.

Juga menumbuh kembangkan karakter berkoperasi harus dilakukan secara massif dan sistematis.

Landasan fundamentalnya, kelak mereka akan memainkan peranan terpenting di kala 100 Tahun Indonesia Merdeka yang diperkirakan Tahun 2045 nanti bangsa ini mengalami surplus demografi.

Seminar ditutup pukul 15.30 WIB dengan dialog bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Prof Dr Muhadjir Effendy dengan tema “Revolusi Mental Gerakan Indonesia Mandiri Bersama Bangga Koperasi di Sekolah Melalui Koperasi Siswa.”

Muhadjir Effendy menyatakan, cita-cita luhur founding father bangsa menginginkan bangsa yang mandiri dan memiliki kedaulatan.

Salah satu aspek terpenting dalam kemandirian dan kedaulatan bangsa adalah dalam hai ekonomi. Kuatnya ekonomi akan menjadikan bangsa yang maju dan berdikari.

Konsep ekonomi yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa adalah ekonomi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Keinginan luhur falsafah ekonomi yang dibangun terejawantah dalam konstitusi kita melalui UUD 1945 tercermin dalam Pasal 33.

Katanya, prinsip mengenai demokrasi, ekonomi oleh semua, untuk semua dimiliki oleh masyarakat. Sehingga kemakmuran masyarakatlah yang menjadi utama bukan dimiliki oleh segelintir orang dan beberapa pihak tertentu.

Prinsip yang dijadikan adalah berasaskan gotong royong dan kekeluargaan. Hal tersebut termanifestasikan dalam koperasi yang berlandaskan ekonomi Pancasila dan kerakyatan.

Kegiatan Seminar ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Koordinator PMK, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Kegiatan ini diikuti 400 orang terdiri dari kepala sekolah, pembina kesiswaan dan pengurus OSIS/IPM/IPNU dan perwakilan pengurus koperasi di Yogyakarta dan sekitarnya. (Yusron Ardi darmawan – SMA Muhammadiyah Yogyakarta)

Editor Iman NR

Iman NR

Back to top button