TikTok Sesalkan Keputusan RI Soal Larangan E-Commerce
Aplikasi TikTok menyesalkan keputusan pemerintah Indonesia melarang transaksi e-commerce di platform media sosial dan kemungkinan dampaknya pun dirasakan terhadap jutaan penjual yang memanfaatkan TikTok Shop.
Duta Besar China untuk Indonesia, Lu Kang menyampaikan telah memeriksa isu tersebut dengan sejumlah menteri dan para pebisnis.
Dia juga memahami keputusan pemerintahan Presiden Jokowi terkait larangan platform tersebut.
“Kami memahami, sebenarnya komentar Jokowi bahwa, mereka akan berusaha menjaga hak dan kemaslahatan bagi berbagai usaha kecil menengah di sini,” kata Lu kepada jurnalis di acara Festival Kue Bulan di Kedutaan Besar China, Jakarta, Rabu (27/9).
Lu Kang pun menyadari penting bagi pemerintah Indonesia untuk melindungi hak – hak bisnis masyarakat Tanah Air. Tetapi, dia mengingatkan Republik Indonesia perlu memikirkan nasib para investor.
“Jadi, menurut kerangka penilaian saya, hal ini sah, sehingga berlaku untuk semua investor. Seperti pemberitaan media, hal ini menurut saya, di satu sisi, penting untuk melindungi hak-hak bisnis masyarakat,” ungkap dia.
Belakangan ini, fenomena TikTok Shop meresahkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Barang jualan para pedagang asli Indonesia di marketplace maupun toko offline kalah saing dengan Produk TikTok yang dibanderol dengan harga murah.
Sejumlah barang yang dijual di platform tersebut juga dituding hasil perdagangan lintas batas alias cross border. Jika benar, banjir barang impor tersebut berarti langsung ditawarkan kepada pembeli tanpa melalui proses importasi yang semestinya.
Sementara itu, dilansir dari VOA Indonesia, Jumat (29/9), seorang pengguna TikTok, Drei Permana mengucapkan dia akan kehilangan pembelian yang mudah dan murah dengan aplikasi tersebut.
Di Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, TikTok memiliki 2 juta pedagang kecil yang menjual barang-barang mereka di platform ini.
Asia Tenggara, kawasan berpenduduk lebih dari 675 juta orang, adalah salah satu pasar terbesar TikTok dalam hal jumlah pengguna, mendatangkan lebih dari 325 juta pengunjung ke aplikasi itu setiap bulan.
TikTok memiliki 8.000 karyawan untuk memfasilitasi transaksi senilai $4,4 miliar di kawasan tersebut tahun lalu, naik dari $600 juta pada tahun 2021.
Tetapi TikTok masih jauh tertinggal di belakang penjualan regional Shopee yang bernilai $48 miliar pada tahun 2022, menurut layanan pengembangan bisnis berbasis di Singapura, Momentum Works.
Editor : Abdul Hadi