Universitas Pelita Harapan (UPH) memperoleh penghargaan sebagai pemenang regional Asia dalam kontestasi Global Innovation Award 2019 yang digelar dalam skala internasional. Penghargaan ini secara khusus ditujukan Kepada Stella Stefany, Ketua Program Studi Pendidikan Jarak Jauh Ilmu Komunikasi sebagai implementator penggunaan Turnitin dalam proses pembelajaran akademik.
UPH menjadi satu-satunya institusi pendidikan tinggi yang menggunakan software Turnitin secara massal.
Pengumuman “Global Innovation Awards 2019” diterima UPH pada 8 Januari 2020, dari Turnitin, layanan deteksi plagiarisme komersial Amerika berbasis Internet. Global Innovation Awards 2019 merupakan ajang kompetisi bergengsi untuk memberi pengakuan kepada institusi dan tenaga pengajar yang telah membantu mahasiswanya untuk mencapai luaran yang terbaik dan orisinal.
Pemenang kompetisi ini merupakan orang yang mewakili institusi terpilih yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan mendukung strategi Institusi.
Tahun ini, penghargaan “Global Innovation Awards 2019” diberikan kepada 10 institusi dan individu yang mengupayakan originalitas karya-karya ilmiah para pelajar di seluruh dunia. UPH mewakili institusi pendidikan di Asia, yang secara teknis telah menggunakan software Turnitin Sebagai fitur tambahan pada Learning Management System (LMS).
Dimulai sejak Januari 2019, secara aktif UPH menerapkan Turnitin dalam proses pembimbingan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. Secara khusus, software Turnitin diterapkan dalam proses pembelajaran program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau online learning, untuk menjaga kualitas pembelajaran dan lulusan.
Baca:
- Guru Besar Teknik Sipil UPH: Konstruksi Baja Kurang Populer
- Founder Tiket.Com Motivasi Soal Bisnis Mahasiswa Business School UPH
- Himpunan Mahasiswa Arsitek UPH Gelar Pameran “Sebuah Proses”
Penerapan Software
Manfaat dari penerapan software Turnitin sangat dirasakan dosen maupun mahasiswa. Secara signifikan, software ini mampu meningkatkan kualitas karya tulis mahasiswa UPH. Sebagaimana diungkapkan Stella Stefany, sejak Oktober 2018, lebih dari 50% karya tulis mengalami penurunan dalam hal kesamaan dari 48% menjadi 5%.
“Turnitin telah mengubah cara interaksi mahasiswa dan dosen. Sinergi mereka berkembang sejak Universitas menggunakan Turnitin pada setiap tulisan mahasiswa, sehingga secara langsung mampu memperkuat proses pembelajaran,” ujar Stella.
“PJJ merupakan kelas Pendidikan Jarak Jauh yang menawarkan fleksibilitas waktu belajar bagi para mahasiswa dengan basis pembelajaran online. Kebanyakan masyarakat memiliki stigma negatif tentang modus pembelajaran daring, dengan menganggap bahwa belajar secara online tidak terjamin kualitas dan integritasnya. Oleh karena itu, PJJ UPH memiliki inisiatif untuk melakukan kontrol kualitas dengan melakukan pemeriksaan terhadap seluruh hasil pembelajaran, termasuk forum diskusi, tugas dan ujian mahasiswa. Salah satu software yang dapat mendukung ini semua adalah Turnitin,” tambah Stella.
Fitur Turnitin pada LMS pada dasarnya ditujukan bukan untuk menguji, namun menjadi salah satu sarana bagi mahasiswa untuk belajar menulis ilmiah dengan menjunjung tinggi integritas dan keaslian hasil tulisan. Mahasiswa dapat mengunggah hasil tulisan mereka tanpa batas, untuk diperiksa melalui fitur Turnitin. Fitur ini akan mendeteksi apakah ada indikasi plagiarisme atau tidak. Melalui penilaian yang dihasilkan Turnitin, mahasiswa dapat terus memperbaiki karya tulisnya, sekaligus mengasah kemampuannya dalam bidang academic writing. Sementara bagi dosen, Turnitin akan membantu mereka menganalisa indikasi Teknik Analisa mahasiswa terhadap sebuah topik. Melalui pencapaian ini, implikasi penggunaan Turnitin dalam pembelajaran khususnya dengan modus daring UPH telah mencapai kualifikasi standar Internasional dan diakui menjadi yang terbaik di Asia. (Siaran Pers UPH)