Jokowi Serukan Pemimpin Negara Lakukan Revolusi, Untuk Apa ?
Para pemimpin negara diminta untuk berani melakukan revolusi agar perang dapat dihentikan dan dihindari untuk ciptakan perdamaian dunia.
“Sebagai pemimpin negara, kita harus punya keberanian dan kemauan melakukan revolusi besar untuk bawa perubahan dan perbaikan agar perang dapat dihentikan,” ungkap Presiden Jokowi.
Hal itu ditegaskan Presiden Jokowi dalam menyampaikan pandangannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 sesi kesembilan dengan topik menuju dunia yang damai, stabil, dan sejahtera, yang digelar di Hotel Grand Price, Hiroshima, Jepang, Minggu (21/05).
Dikutip dari Setkab, Minggu (21/05), Presiden Jokowi pun menilai perang pada akhirnya hanya akan mengorbankan rakyat.
Disebut Jokowi, semua pihak menginginkan dunia yang damai, stabil, dan sejahtera. Namun, keadaan yang ada pada saat ini tidak senada dengan hal tersebut.
“Distrust makin tebal, rivalitas makin meruncing, perang dan konflik masih terjadi di mana – mana,” tuturnya.
Selain itu, di tengah berbagai macam krisis dunia kian mengkhawatirkan, Jokowi memandang upaya bersama yang dilakukan untuk menyelesaikan perang belum menunjukan perkembangan yang signifikan.
Dalam penyataan penutup, Kepala Negara menegaskan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran merupakan tanggung jawab dan tujuan bersama.
Sebab itu, Jokowi pun mengajak para pemimpin dunia untuk melakukan perubahan dengan cara menghentikan perang.
“Mari bersama lakukan perubahan,” tandas Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Pejabat Ukraina dan Rusia tiba di Republik Belarus, Senin (28/2/2022) untuk melakukan perundingan damai setelah lima hari invasi Rusia tersebut. Meski banyak pihak yang pesimis atas hasil perundingan tersebut.
Perundingan damai sesungguhnya diserukan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky yang mengatakan 24 jam ke depan “sangat penting” bagi Ukraina.
Presiden ini juga mengatakan pemerintah akan membebaskan tahanan yang memiliki pengalaman tempur untuk membantu membela negara.
“Kami telah mengambil keputusan yang tak mudah dari sisi moral, namun berguna untuk pertahanan kami,” katanya. (Baca Selengkapnya : Perang Ukraina: Perundingan Damai Hingga Pasokan Senjata Eropa).
Editor : Abdul Hadi