Lingkungan

Acara Rhino Talk: Bicara Ilmu dan Pengetahuan Soal Badak Jawa

Ofora Trust Foundation dan Balai Taman Nasional Ujung Kulon menggelar Rhino Talk (Bicara soal Badak) untuk berbagi ilmu dan pengetahuan soal Badak Jawa di Hotel Aston Anyer, Kabupaten Serang, Kamis (22/9/2022).

Selain ilmu dan pengetahuan soal Badak Jawa, juga dibicarakan tentang populasi, habitat, perilakunya.

Acara Rhino Talk juga membicarakan tugas Tim MBJ mulai dari simulasi pemasangan kamera video trap, smart patroli dan nilai pentingan keberadaan Badak Jawa.

Acara WRD diselingi dengan Question dan Answer berhadiah voucher dinner plus boneka badak jawa.

Acara itu dihadiri Ujang Asep (Kepala SPTN II Wilayah Handeleum) dan para petugas Tim MBJ seperi Pipin, Asep Yayus dan Jajat.

Hotel Aston di Anyer, Kabupaten Serang bukan pertamakali menyelenggarakan acara edukasi tentang konservasi Badak Jawa, termasuk kepada para tamu hotel tersebut. Ini diinisiasi oleh GM Hotel Aston Anyer, Dodi dan Julie dari manajemen setempat.

Menurut id.wikipedia, Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), disebut juga Badak Sunda atau badak bercula satu kecil adalah sebuah anggota famili Rhinocerotidae dan merupakan salah satu dari lima spesies badak yang masih ada.

Badak India, yang berbagi genus yang sama, memilki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja, yang walaupun lebih besar, bermiripan dengan badak Jawa.

Badak bercula satu ini dapat memiliki badan dengan panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini memiliki ukuran cula terkecil dibandingkan dengan cula spesies-spesies badak lainnya. Sedangkan badak Jawa betina tidak memiliki cula sama sekali.

Badak bercula satu pernah menjadi salah satu badak yang paling tersebar luas di Asia, tersebar luas di Asia Tenggara, India, dan Tiongkok.

Kini, badak terebut statusnya terancam kritis karena populasinya yang sedikit di alam bebas dan ketidadaannya di kebun binatang manapun.

Badak bercula satu ini berkemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Terdapat 50-60 badak yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Indonesia. Populasi badak tersebut berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dinyatakan punah di 2011.

Berkurangnya populasi badak tersebut dapat diakibatkan oleh pemburuan, terutama karena culanya yang dianggap berharga dalam pengobatan tradisional Tionghoa, yang dapat berharga AS$30.000 per kilogram di pasar gelap.

Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan.

Badak bercula satu dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar.

Badak tersebut kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok kadang-kadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral.

Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak bercula satu biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. (Mirz Sharz / Editor: Iman NR)

Iman NR

Back to top button