Industri

Arab Saudi dan OPEC+ Kurangi Produksi Minyak 1 Juta Barel/Hari

Kerajaan Arab Saudi dan sejumlah negara mengurangi produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari yang terdiri 500.000 barel dari Arab Saudi dan sisanya 500.000 barel dari negara – negara dalam OPEC+.

Pengurangan produksi minyak ini akan dimulai bulan Mei hingga akhir tahun 2023, demikian dilansir Arab News, dikutip MediaBanten.Com, Senin (3/4/2023).

Pengurangan produksi minyak juga akan dilakukan Rusia, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Irak, Oman dan Aljazair. Mereka mengatakan, pengurangan itu merupakan kesepakatan secara sukarela untuk memangkas tingkat produksi dalam periode yang sama.

UEA mengatakan akan memangkas produksi sebesar 144.000 bpd, Kuwait mengumumkan pemotongan 128.000 bpd. Sementara Irak mengatakan akan memangkas produksi sebesar 211.000 bpd dan Oman mengumumkan pemotongan 40.000 bpd. Aljazair mengatakan akan memangkas produksinya sebesar 48.000 barel per hari.

Kementerian Energi Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemotongan sukarela Kerajaan adalah tindakan pencegahan yang ditujukan untuk mendukung stabilitas pasar minyak.

Pemangkas oleh Arab Saudi, Irak, UEA, Kuwait, Aljazair, dan Oman dari Mei hingga akhir tahun akan berjumlah lebih dari 1 juta barel per hari. Jumlah pengurangan ini terbesar sejak OPEC+ memangkas produksi 2 juta barel per hari pada Oktober tahun lalu.

“Inisiatif sukarela ini merupakan tindakan pencegahan yang diambil untuk memastikan keseimbangan pasar,” kata Menteri Energi UEA Suhail bin Mohammed Al-Mazrouei, menurut kantor berita resmi WAM pada hari Minggu.

Pemotongan produksi 1,15 juta barel per hari yang tak terduga dari produsen OPEC dapat mengangkat harga minyak global sebesar $10 per barel, kata Kepala Perusahaan Investasi Pickering Energy Partners mengatakan pada hari Minggu.

Pengurangan produksi minyak ini secara langsung akan memperkuat harga, sekaligus mengendalikannya, kata Dan Pickering, salah satu pendiri perusahaan di Houston, Amerika Serikat.

“Kami mungkin akan mendapatkan pergerakan minyak mentah $10 (per barel),” kata Pickering kepada Reuters. (Arab News / INR)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button