Olahraga

Barcelona Diduga Suap Wasit, UEFA Turun Tangan

UEFA resmi turun tangan menyelidiki dugaan kasus suap Barcelona dalam Skandal Negreira, kubu Joan Laporta menyerang balik media atas tundingan pencemaran nama baik klub.

Dikutip dari SkySport, Jumat (24/3), UEFA menyampaikan akan melancarkan investigasi guna mendalami dugaan kasus suap Barcelona terhadap mantan Wakil Presiden Komite Wasit Spanyo, Jose Negreira.

Keputusan itu disampaikan oleh otoritas sepak bola tertinggi Eropa pada Kamis (23/03/2023) kemarin.

Pemimpin UEFA Aleksander Ceferin bakal menggali potensi munculnya pelanggaran hukum dalam kasus yang kerap disebut Skandal Negreira ini.

“”Sesuai dengan Pasal 31(4) dalam Peraturan Disiplin UEFA, Inspektorat Etika dan Disiplin UEFA telah ditunjuk untuk melakukan penyelidikan mengenai potensi pelanggaran hukum oleh FC Barcelona sehubungan dengan ‘Caso Negreira’,” begitu kutipan pernyataan resmi UEFA.

Peraturan Liga Champions yang berlaku sejak April 2017 memungkinkan UEFA melarang tim dari kompetisi selama satu musim jika mereka terlibat dalam pengaturan pertandingan.

Klub juara 26 kali Liga Spanyol tersebut bisa dicoret dari semua kompetisi garapan UEFA. Artinya, Barcelona terancam gagal tampil di ajang Liga Champions, Liga Europa, maupun Conference Legue musim depan.

Vonis yang sangat merugikan di tengah momentum bagus tim asuhan Xavi Hernandez yang sedang mulus menuju tangga juara Liga Spanyol musim ini.

Diketahui, dokumen pengadilan setempat menunjukkan Barcelona telah membayar €7,3 juta (£6,5 juta) dari 2001 hingga 2018 kepada Jose Mara Enriquez Negreira, mantan wakil presiden komite wasit sepak bola Spanyol.

Jaksa di Spanyol secara resmi menuduh Barca melakukan suap dalam sepakbola, manajemen curang, dan pemalsuan dokumen bisnis.

Seorang hakim investigasi akan memutuskan apakah ini akan mengarah pada tuntutan.

Namun, belum ada bukti yang kuat untuk dipublikasikan bahwa wasit atau permainan individu benar – benar terpengaruh.

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button