Sosial

BRIN: Teknologi AI Solusi Optimalkan Sektor Pertanian di Tanah Air

Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Marsudi Wahyu Kisworo menyampaikan minat masyarakat untuk jadi petani kian bekurang.

Solusi untuk memecahkan masalah itu dengan menggunakan inovasi teknologi alat pertanian yang menggunakan tenaga listrik dan manfaatkan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Dia pun meminta para engineer agar bisa membuat alat – alat pertanian yang menggunakan teknologi listrik.

Marsudi mencontohkan, bagaimana membuat traktor otonom (tanpa awak) dengan bertenaga listrik dari panel surya.

“Jadi inovasi kita harus diarahkan ke sana (alat pertanian),” ungkapnya, dalam Webinar Ruang Pembelajar, Trending Inovasi Pangan dan Energi, yang digelar Lembaga Pelatihan Kompetensi Teknik dan Manajemen Industri, Sabtu (25/3) lalu.

Selain itu, kata Marsudi, inovasi pun harus mengarah pada smart farming. Istilah ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, mulai dari IT, elektro, internet of things (IoT) dan sebagainya, untuk pertanian yang lebih cerdas sehingga semua bisa diautomasikan.

Tren inovasi selanjutnya menggunakan precision farming, misalnya memanfaatkan drone untuk menyebarkan pupuk dan air, sehingga efisien dan tak boros.

“Teknologi IoT juga diperlukan untuk deteksi tanaman, misalnya kapan harus diberikan air, jika cukup, otomatis kerannya ditutup, dan sebagainya,” tutur Marsudi, dikutip dari Brin, Senin (27/3).

Terkait produksi pertanian, ungkap Marsudi, kunci utamanya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas di hulu, salah satunya dengan lakukan genetic engineering.

Dia juga menyinggung soal kondisi ketahanan pangan Indonesia pada 2023. Berdasarkan Badan Pangan Nasional (Bapanas), komoditas garam, gula, bawang putih, daging ruminansia, dan kedelai masih bergantung impor.

Kehadiran BRIN, kata Marsudi, bertujuan untuk mengonsolidasikan sumber daya iptek yakni SDM, infrastruktur, dan anggaran, untuk meningkatkan critical mass, kapasitas, dan kompetensi riset Indonesia.

“BRIN hadir untuk mewujudkan ekosistem riset dan inovasi berstandar global, bersifat terbuka (inklusif) dan kolaboratif bagi semua pihak, baik akademisi, industri, komunitas, dan pemerintah,” katanya.

Indonesia menargetkan jadi negara maju pada 2045, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebesar USD 23 ribu. Sementara pada 2022, PDB per kapita mencapai USD 5 ribu.

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button