Internasional

China: Jangan Ada Negara Ambil Untung Konflik Ukraina – Rusia

Dai Bing, Pewakilan China untuk PBB mengatakan, Ukraina bukan arena pertaurangan antara negara – negara besar dan tak satu pun negara harus mencari keuntungan dari konflik Ukraina – Rusia dengan mengorbankan rakyat Ukraina.

“Kami meminta Rusia dan Ukraina untuk melanjutkan negosiasi tanpa prasyarat apa pun,” kata Dai Bing d rapat Dewan Keamanan PBB tentang Ukraina yang dilansir China Daily, dikutip MediaBanten.Com, Sabtu (25/2/2023).

Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Ukraina pada hari Jumat untuk menandai peringatan pertama konflik antara Rusia dan Ukraina. Pertemuan tersebut dihadiri oleh sekitar 30 menteri luar negeri dan diplomat.

Utusan khusus China itu mengatakan, konflik Rusia – Ukraina tidak memiliki pemenang. Negosiasi diplomatik adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis.

“Komunitas internasional harus mempromosikan pembicaraan damai dengan rasa urgensi tertinggi dan bekerja untuk menciptakan faktor dan platform yang memungkinkan dimulainya kembali negosiasi,” katanya.

Dai mengatakan, membawa kembali pihak-pihak yang berkonflik ke meja perundingan tidak akan mudah, tetapi ini adalah langkah pertama menuju solusi politik.

Dia mengingatkan, krisis Ukraina memiliki dampak yang luas, tetapi negara-negara berkembang bukanlah pihak dalam konflik ini dan tidak boleh membayar harga yang terlalu tinggi untuk itu.

Beberapa pihak terkait telah menggunakan sanksi sepihak dan tekanan maksimum. “Sanksi itu tidak dapat menyelesaikan masalah apa pun, dan hanya dapat merusak stabilitas industri global dan rantai pasokan serta memperburuk krisis pangan, energi, dan keuangan global,” kata utusan itu.

“Kami berharap pihak terkait akan mengambil tindakan yang bertanggung jawab dan berhenti menyalahgunakan sanksi sepihak dan yurisdiksi jangka panjang,” kata Dai.

Standar Ganda

Beberapa negara, sementara menekankan kedaulatan dan integritas teritorial pada masalah Ukraina, secara terang-terangan mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan merongrong kedaulatan dan integritas teritorial mereka.

“Ini menunjukkan standar gandanya secara penuh. Komunitas internasional melihat dengan jelas tentang hal ini,” dia menambahkan.

Dai menegaskan, keamanan satu negara tidak boleh dikejar dengan mengorbankan negara lain. Memperkuat atau bahkan memperluas blok militer hanya akan merusak keamanan kawasan dan tidak akan pernah membawa perdamaian.

Dia mengatakan Rusia, Ukraina, dan negara-negara Eropa adalah tetangga yang secara fisik tidak dapat dipindahkan.

“Untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas abadi di Eropa, mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok harus ditinggalkan, dan masalah keamanan yang sah dari semua negara harus ditanggapi dengan serius dan ditangani dengan baik, sehingga dapat membangun keamanan regional yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dia mengingatkan, senjata nuklir tidak boleh digunakan, dan perang nuklir tidak boleh dilakukan. Karena itu, penting menjaga komunikasi dan koordinasi antara negara-negara besar bisa mencegah krisis nuklir dalam konflik Rusia – Ukraina.

Dai menunjukkan bahwa krisis kemanusiaan di Ukraina semakin memburuk dan harus ditangani secara proaktif dan tepat.

“Pihak terkait harus menghindari menyerang warga sipil atau fasilitas sipil, melindungi yang rentan, termasuk perempuan dan anak-anak, memastikan akses kemanusiaan, dan menghormati hak dasar tawanan perang,” katanya.

Komunitas internasional harus meningkatkan bantuan kemanusiaan, membantu memulihkan infrastruktur sipil, dan memastikan penghidupan dasar pengungsi dan orang terlantar, dengan maksud untuk mencegah krisis kemanusiaan dalam skala yang lebih besar.

Operasi kemanusiaan harus dengan sungguh-sungguh mengikuti prinsip netralitas dan ketidakberpihakan serta menghindari politisasi, tambahnya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menghadiri pertemuan Dewan Keamanan pada hari Jumat dan menyerukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dari konflik di Ukraina dan memberikan “kesempatan” perdamaian.

Guterres mengatakan Dewan Keamanan telah mengadakan lebih dari 40 debat tentang Ukraina selama setahun terakhir.

“Senjata berbicara sekarang, tetapi pada akhirnya kita semua tahu bahwa jalur diplomasi dan akuntabilitas adalah jalan menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan,” kata dia.

China juga merilis sebuah makalah pada hari Jumat yang menyatakan posisinya pada penyelesaian politik krisis Ukraina, yang menyatakan bahwa dialog dan negosiasi adalah satu-satunya solusi yang layak untuk krisis Ukraina. (China Daily / INR)

Editor: Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button