HeadlineKesehatan

Dimulai Uji Coba Vaksin Covid-19 Asal China di Bandung

Indonesia resmi melakukan penyuntikan kandidat vaksin Covid-19 asal China kepada relawan di Kota Bandung, Jawa Barat. Sementara pemerintah terus menggenjot pengembangan vaksin nasional “Merah Putih”.

Presiden RI, Joko Widodo meninjau fasilitas produksi milik PT Bio Farma, BUMN di Kota Bandung. “Saya telah melihat sendiri kesiapan dan fasilitas produksi milik BUMN Bio Farma di Kota Bandung, hari ini,” kata Joko Widodo dalam akun resmi Facebooknya, Selasa (11/8/2020).

Presiden mengatakan, Bio Farma yang sudah berdiri lebih 100 tahun dan telah memproduksi aneka vaksin yang telah dikirimkan ke lebih dari 140 negara seperti vaksin polio, difteri, BCG, dan lain-lain. “Dan sekarang, Bio Farma akan segera memproduksi vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri apabila nantinya vaksin tersebut telah ditemukan dan telah teruji secara klinis,” ujarnya.

Tim uji klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran tengah melakukan uji klinis tahap ketiga terhadap bakal calon vaksin Covid-19 itu. Setelah uji klinis dilakukan dan vaksin dinyatakan siap, maka Bio Farma akan memproduksinya dalam jumlah besar.

Baca:

Bio Farma

Bio Farma saat ini sanggup memproduksi vaksin dalam jumlah 100 juta dosis per tahun, bahkan pada akhir tahun nanti kapasitasnya ditingkatkan hingga 250 juta dosis per tahun.

Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran melakukan penyuntikan perdana kandidat vaksin Covid-19 kepada para relawan di rumah sakit pendidikan Unpad, Selasa pagi.

Ketua Tim Riset Unpad Prof. Kusnandi Rusmil mengatakan, penyuntikkan diberikan kepada 19 relawan pertama. “Tadi 19 orang sesuai sama hasil dari swab test (uji usap.red) kemarin. (Tes) kan 20, tapi yang datang 19, mungkin yang 1 kurang sehat,” terangnya kepada wartawan.

Dia mengatakan, uji klinis juga telah dilakukan di lima lokasi lain, yakni di kampus Unpad di Jalan Dipati Ukur dan di empat Puskesmas yang tersebar di Kota Bandung. Setelah penyuntikan perdana, para relawan akan datang kembali dua pekan kemudian untuk disuntik kembali. Kemudian respons tubuh mereka terhadap vaksin akan dipantau selama enam bulan.

Baca:

Tim Riset

Tim Riset membutuhkan 1.620 relawan berusia 18 sampai 59 tahun, hingga Selasa pagi telah terdaftar 1.200 orang. Sebagian relawan akan mendapat suntikan plasebo sebagai perbandingan hasil.

Tahap I dan II uji klinis telah selesai di China dan dinyatakan berhasil. Pada uji tahap III, sejumlah negara ikut melakukan pengujian termasuk Indonesia. Ketika tahap ini selesai dan berhasil, Bio Farma akan memproduksinya secara massal.

Vaksin merah putih dikembangkan lewat kerja sama lembaga Eijkman, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Riset dan Teknologi, dan sejumlah universitas.

Sementara itu Ketua BPOM Penny Lukito, yang ikut mendampingi Jokowi, menyatakan kesiapannya untuk melakukan pemantauan uji klinis (Clinical Trial Oversight) secara ketat. BPOM akan berpatokan pada Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB) atau dikenal dengan Good Clinical Practices (GCP Inspection).

”Uji klinik yang baik akan menghasilkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara etik dan ilmiah sebagai produk yang aman, bermutu, dan memiliki khasiat (efikasi). Hal tersebut menjadi tugas Badan POM dalam mengawal khasiat dan keamanan obat sebelum dan sesudah beredar,” tandas Penny.

BPOM juga berkomitmen membantu proses pendaftaran vaksin itu untuk penggunaan darurat. “Melalui mekanisme Emergency Use Authorization (EUA) dengan conditional approval, untuk mempercepat akses vaksin Covid-19 sampai ke masyarakat,” pungkasnya.

Indonesia memulai uji klinis vaksin Covid-19 ketika kasus terus bertambah. Per Senin (10/8/2020), virus corona sudah menginfeksi 127.083 orang di Indonesia. Dari angka tersebut sebanyak 82.236 orang dinyatakan sembuh dan 5.765 orang meninggal. (dari berbagai sumber / IN Rosyadi)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button