HeadlineIndustri

Halo Emak-emak, Siap-siap Ganti Gas LPG dengan DME, Apa itu?

Ssst .. emak-emak, nanti gas LPG (Liquefied Petroleum Gas) akan berkurang di pasaran dan diganti dengan yang disebut DME (Dimethyl Ether). Duh, apalagi ini?

Jangan khawatir. Bentuk DME yang bakal dijual nanti bentuknya sama dengan LPG, sama-sama dalam tabung gas. Bedanya hanya pada isi. LPG berasal dari minyak bumi. Sedangkan LPG dari batubara yang dijadikan gas.

Nah, alasan pemerintah mengganti LPG ke DME itu seabrek. Pokoknya, argumen itu bakal membuat emak-emak manggut-manggut tanda setuju.

Namun pendorong utama pergantian itu disebabkan impor LPG yang terus membengkak, sesuai dengan kebutuhan dalam negeri yang terus naik.

Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/11/2021) menyebutkan, impor LPG sebesar 5-6 juta ton per tahun.

Impor sebesar itu menghabiskan cadangan devisi Rp50-70 trilun per tahun. Ke depan, angka itu diperkirakan terus melonjak.

Dengan mengganti DME yang beasal dari batubara, diharapkan kemandirian energi bisa terjadi ke depan. Sebab, Indonesia memiliki cadangan batubara yang tidak habis 100-200 tahun ke depan.

Apalagi, kecenderungan penggunaan batubara sebagai bahan bakar semakin turun. Jadi soal ketersediaan DME nantinya tidak perlu dikhawatirkan.

Alasan lain seperti yang dikemukakan Kepala Badan Litbang ESDM, Dadan Kusdiana bahwa gas batubara ini menjadi senyawa bening yang tidak berwarna, ramah lingkungan dan tidak beracun, tidak merusak ozon.

DME juga tidak menghasilkan particulate matter (PM) dan NOx, tidak mengandung sulfur, mempunyai nyala api biru dan memiliki berat jenis 0,74 pada 60/60oF.

DME pada kondisi ruang yaitu 250C dan 1 atm berupa senyawa stabil berbentuk uap dengan tekanan uap jenuh sebesar 120 psig (8,16 atm).

DME ini mempunyai kesetaraan energi dengan LPG berkisar 1,56-1,76 dengan nilai kalor DME sebesar 30,5 dan LPG 50,56 MJ/kg.

Tapi emak-emak juga perlu tahu nih. Indonesia sudah dapat komitmen investasi 12-15 miliar US dollar atau Rp185-2013 triliun (asumsi kurs Rp14.200 per dollar) dai Air Products and Chemicals Inc (APCI).

Komitmen investasi Air Products ini tak lain untuk proyek hilirisasi pertambangan batu bara yang akan mengolah batu bara berkalori rendah menjadi DME, methanol atau produk kimia lainnya untuk menggantikan LPG.

Hal ini tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani antara BKPM dan APCI pada pekan lalu, Kamis (04/11/2021) di Dubai, UEA, dan disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Sebagai langkah konkret dari Nota Kesepahaman dengan Kementerian Investasi/BKPM ini, Air Products juga langsung menandatangani Nota Kesepahaman dengan BUMN dan perusahaan nasional.

Sejumlah proyek bersama perusahaan nasional di antaranya proyek batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) antara PT Indika Energy Tbk dan APCI, proyek gas alam menjadi amonia biru antara PT Butonas Petrochemical Indonesia dan APCI.

Proyek batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) antara PT Batulicin Enam Sembilan dan APCI. Serta, proyek gasifikasi batu bara untuk produksi metanol antara PT Bukit Asam dan APCI.

Nah begitu emak-emak. Jadi ke depan, siap-siap menggantikan gas LPG dengan DME. (Editor: Iman NR)

Iman NR

Back to top button