Menkes: Indonesia Punya Radar Pendeteksi Varian Baru Covid-19
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan,kasus Covid-19 di Indonesia hingga saat ini masih terkendali, hal ini berkat kemampuan Indonesia dalam mengidentifikasi jenis virus varian baru.
“Kita bisa mengendalikan Covid-19 karena kita tahu musuhnya apa dengan metode yang namanya genome sequencing,” kata Menkes pada pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Selasa (17/1).
Sejak awal 2021 kasus Covid-19 naik, karena varian Alpha, kemudian varian Delta, diikuti varian Omicron yang kasus hariannya hampir mencapai 60 ribu.
Di negara – negara lain terjadi juga dua gelombang besar yaitu, ketika adanya varian Omicron BA.4 DAN BA.5 di sekitar bulan Juli – Agustus juga varian BQ.1 dan XBB.
Dihadapan para pimpinan daerah, Menkes Budi mengungkapkan pertama kali Indonesia bisa melakukan genom sequencing hanya bisa melakukan 140 sampel selama 9 bulan. Saat ini setiap bulan bisa mencapai 8 ribu sampel.
Dulu alat – alatnya hanya di Jawa di beberapa kota besar, Kata Menkes, sekarang sudah ada di 12 kota di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, ungkap Menkes, dari pemeriksaan genome sequencing dapat diketahui kenaikan dari kasus Covid-19 bukan disebabkan oleh mobilitas atau hari besar melainkan akibat adanya virus varian baru.
Berkat upaya genome sequencing tersebut, lanjut Budi, Indonesia tidak mengalami kenaikan tinggi pada 2 gelombang itu.
“Jadi kita yakin bisa mengendalikan Covid-19 dengan baik, karena kita tahu caranya adalah dengan cepat mengidentifikasi musuhnya apa, varian barunya apa melalui genome sequencing,” ucapnya.
Dikatakan Menkes Budi, pemeriksaan genome sequencing sudah dikaji lebih dari 12 laboratium di seluruh Indonesia.
“Jadi kaya radarnya ini setiap hari di monitor kalau ada varian – varian baru,” ungkapnya.
Selain mengetahui hal tersebut, ucap Menkes, pemerintah mesti tahu juga daya tahan imunitas masyarakat Indonesia.
Indonesia merupakan satu dari beberapa negara di dunia yang mengukur kekuatan daya tahan imunitas tubuhnya.
Selama 6 bulan dari Januari 2022, Kementerian Kesehatan telah mengukur imunitas masyarakat Indonesia sudah memiliki daya tahan imunitasnya di level 2000-an.
“Sekarang tingkat imunitas masyarakat masih tinggi, buktinya dua kali gelombang tinggi seperti di Eropa dan China, kita tidak naik,” ungkapnya. (Sumber: Kemenkes)
Editor: Abdul Hadi