Presiden Peru Dimakzulkan dan Ditangkap Secara Dramatis
Presiden Peru, Pedro Castillo dimakzulkan atau dicopot jabatannya oleh anggota Parlemen. Dia juga ditangkap usai membubarkan Kongres, pada Rabu (07/12/2022).
Mengutip dari Reuters, Kamis (8/12/2022), turunnya Castillo dari kursi Presiden Peru itu diwarnai drama sepanjang Rabu (7/12) waktu setempat.
Castillo menghadapi upaya pemakzulan ketiga sejak mantan guru sekolah perdesaan tersebut secara tak terduga memenangkan kekuasaan dari elit politik tradisional Peru dalam pemilihan 18 bulan lalu.
Dalam pidato yang disiarkan televisi setempat, Castillo (53) mengumumkan pembubaran Kongres yang didominasi oposisi, memberlakukan jam malam dan menyatakan akan memerintah dengan dekrit.
Kritik langsung mengalir usai pidatonya, dan anggota parlemen berkumpul lebih awal dari yang direncanakan untuk memperdebatkan mosi pemakzulan.
Mereka juga telah menyetujuinya dengan 101 suara dan total 130 anggota parlemen Peru.
Seorang pengacara, Dina Boluarte (60) dilantik menjadi Presiden wanita pertama Peru hanya beberapa jam usai Castillo mencoba membubarkan Kongres.
“Yang saya minta adalah ruang, waktu untuk menyelamatkan negara,” kata Boluarte.
Selain itu, Castillo dimakzulkan karena ketidakmampuannya secara moral dalam menjalankan kekuasaan, usai terjadi penyelidikan terhadapnya, lima perombakan kabinet, dan protes besar.
Konstitusi juga telah mengizinkan proses pemakzulan diajukan terhadap seorang presiden berdasarkan dugaan kesalahan politik.
Pedro Castillo kemudian pergi meninggalkan istana kepresidenan dengan mobil yang membawanya melewati pusat kota bersejarah Lima.
Pria 53 tahun tersebut selanjutnya memasuki kantor polisi dan selang beberapa jam , jaksa federal mengumumkan bahwa Castillo ditangkap atas tuduhan pemberontakan, karena didiuga melanggar perintah konstitusional.
Saksi melihat terjadi beberapa bentrokan skala kecil antara polisi dan beberapa pengunjuk rasa yang berkumpul di dekat kantor kepolisian.
“Kami mengutuk pelanggaran tatanan konstitusional,” kata jaksa federal dalam sebuah pernyataan.
Castillo menjadi presiden ketiga sejak 2018 yang dicopot berdasarkan ketentuan ketidakmampuan secara moral dalam konstitusi.
Selama 2 jam, Boluarte mengambil sumpah jabatan Kepresidenan di depan Kongres untuk menjalani sisa masa jabatan Castillo, hingga Juli 2026.
Perlu mengalami dengan ketidakstabilan politik, di mana pernah memiliki tiga presiden berbeda dalam 5 hari pada tahun 2020 silam, dan sekarang menjadi presiden keenamnya sejak 2016.
(*/Editor: Abdul Hadi)