Historia

Siapa Sebenarnya Prabu Siliwangi ?

Bukan urang Sunda namanya jika tak pernah dengar nama Prabu Siliwangi. Raja Pajajaran paling termashyur sepanjang masa. Kedigjayaannya, pembangunannya, kedermawannya, keadilannya, kejujurannya, ketakwaannya dan tenggang rasanya yang tinggi terhadap agama lain.

Bukan urang Sunda juga kalau tidak pusing tujuh keliling menafsirkan siapa Prabu Siliwangi. Mulai dari salah menafsirkan orangnya, hingga salah menafsirkan kerajaannya. Terlebih salah menafsirkan agama yang dianutnya hingga timbul kepercayaan baru.

Salah penafsiran paling umum adalah nama kerajaan Prabu Siliwangi. Banyak orang mengira kerajaannya bernama Siliwangi juga. Penafsiran ini tentu saja terlihat konyol, karena nanti bakal terdata banyak kerajaan di Tatar Sunda.

Ada kerajaan Dewa Niskala, karena ada nama Prabu Dewa Niskala. Ada kerajaan Dewawarman, kerajaan Hasanudin, kerajaan Tirtayasa dan lainnya.

Penafsiran kerajaan Prabu Siliwangi yang salah, tapi sudah dianggap lumrah adalah Kerajaan Pakuan Pajajaran. Ini sebenarnya bukan nama kerajaan, tapi nama ibukota dan bentuk keratonnya.

Ibukota kerajaan Prabu Siliwangi adalah Pakuan dengan keraton terdiri lima bangunan yang berbentuk serupa dan berjajar (ngajajar, pajajaran – Basa Sunda). Nama sebenarnya kerajaan Prabu Siliwangi adalah Kerajaan Sunda atau Cumda, seperti diberitakan para pedagang Portugis.

Ahli sejarah juga sering menyebut Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membedakan dari Kerajaan Sunda terdahulu yang berupakan bagian tidak terpisahkan.

Nama Sunda pertama kali disebutkan dalam Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa, ketika Raja Tarumanegara, Purnawarman memindahkan ibukota Tarumanegara dari Jayasingapura ke sebelah selatan dan diberi nama Sundapura. Dibangun di tepi kali Gomati.

Prasasti Batu Tulis di Kota Bogor

//mwang na pun ini sakakala, prebu ratu purane pun, diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana diwastu diva dingaran sri baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran sri sang ratu dewata pun ya nu nyusuk na pakwan diya anak rahyang dewa niskala sang sidamokta di gunatiga, incu rahyang niskala waste kancana sang sidamokta ka nusa larang ya siya nu nyian sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyan sanghyang talaga rena mahawijaya, ya siya pun// i sake panca pandawa emban bumi//

Tafsiran:

Semoga selamat, ini tanda peringatan untuk (peninggalan dari) Prabu Ratu Suwargi. Ia dinobatkan dengan gelar Prabuguru Dewataprana. Dinobatkan (lagi) ia dengan gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Dialah yang membuat parit (di) Pakuan. Dia anak Rahiyang Dewa Niskala yang mendiang di Gunatiga; cucu Rahiyang Niskala Wastu Kencana yang mendiang di Nusalarang. Dialah yang membuat tanda peringatan (berupa) gunung-gunungan, membuat jalan yang diperkeras dengan batu, membuat samida, membuat Sanghiyang Talaga Rena Mahawijaya. Ya dialah (yang membuat semua itu). (Dibuat) dalam (tahun) Saka 1455 (Danasasmita, 1981:25).

Prasasti ini dibuat oleh Prabu Surawisesa di tahun 1533 M. Dibuat dalam rangka upacara penyempurnaan sukma Sri Baduga Maharaja.

Sri Baduga Maharaja digantikan oleh Prabu Surawisesa. Penobatannya dihadiri perwakilan dari Kerajaan Portugis, Hendrique de Leme.

Penerus Raja Sunda setelah Sri Baduga Maharaja diceritakan dalam naskah Kropak 406 Carita Parahiyangan dari lembar 20 hingga lembar 25, sebagai berikut:

//disilihan ku prebu surawisesa/inya nu suru ka padaren/kasuran/kadiran//……//lawasniya ratu opatwelas tahun//

Tafsiran:

Diganti yaitu Prabu Surawisesa yang dipusarakan di Padaren. Ratu gagah perkasa, teguh dan pemberani….. Lamanya menjadi ratu 14 tahun.

Prebu ratudewata/inya nu surup ka sawah tampian dalem lumaku ngarajaresi//……. /lawasniya rata dalapan tahun/kasalapan panteg hence tina bwana//

Tafsiran:

Prabu Ratudewata, dialah yang dipusarakan di Sawah Tampian Dalem. Menjalankan kehidupan seperti Rajaresi…… lamanya jadi raja 8 tahun. Kesembilan tahunnya meninggal dunia.

Dilisihan ku sang ratu sakti sang mangabatan ring tasik/inya nu surup ka pengpelengan//lawasniya ratu dalapan tahun/……

Tafisran:

Diganti oleh Sang Ratu Sakti Sang Mangabatan di Tasik. Yaitu yang dipusarakan di Pengpelengan. Lamanya jadi ratu delapan tahun……

…… //sang nilakendra wwat ika sangke lamaniya manggirang/lumekas madumdum cereng…… //lawasniya ratu genepweals tahun//

Tafsiran:

…… Sang Nilakendra karena terlalu lama merasa senang mempertururkan hawa nafsu…… lamanya jadi ratu 16 tahun.

disilihan ku nusiya mulia//lawasniya rata sadewidasa/tembey datang na prebeda//bwana alit sumurup ping ganal/metu sanghara ti selam//

prang ka raja galuh/eleh na raja galuh/prang ka kalapa/eleh na kalapa//prang ka pakwan/prang ka galuh/prang ka datar/prang ka madiri/prang ka patege/prang ka jawakapala/elehna jawakapala//prang ka galelang//nyabrang/pang ka salajo/pahi eleh ku selam//

Tafsiran:

Diganti oleh Nusia Mulya. Lamanya jadi ratu 12 tahun. Pertama datangnya perubahan. Dunia halus masuk ke yang kasar, timbul kerusakan dari Islam.

Perang dengan Raja Galuh, kalah Raja Galuh. Perang dengan Kalapa, kalah Kalapa. Perang dengan Pakuan, perang dengan Galuh, perang dengan Datar, perang dengan Mandiri, perang dengan Patege, perang dengan Jawakapala, kalah Jawakapala. Perang dengan Gegelang. Perang berlayar ke Salajo, semua kalah oleh orang Islam.

Ucu Nur Arif Jauhar

1 2 3Laman berikutnya
SELENGKAPNYA
Back to top button