Edukasi

UPH dan Kadin Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

Universitas Pelita Harapan (UPH) menjalin kerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.

Rilis Humas UPH yang diterima MediaBanten.Com, Selasa (14/3/2023) menyebutkan, kerjasama ini diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan pada Rabu, 7 Maret 2023 di Menara Kadin, Jakarta.

Kolaborasi dunia pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan iundustri termasuk Usaha, Kecil, dan Menengah (UKM) sangat penting dalam upaya meningkatkan produktivitas usaha.

Penguatan program pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi diharapkan mampu mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dengan sistem link and match.

Penandatanganan MoU yang dilaksanakan dengan 14 universitas di Indonesia ini merupakan bagian dalam rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bidang Ketenagakerjaan 2023.

Rakernas itu digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI), Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemenaker RI), dan KADIN.

Penandatangan MoU antara UPH dan Kadin dilakukan oleh Dr (Hon) Jonathan L Parapak,Rektor UPH dan secara virtual dan M Arsjad Rasjid PM, Ketua Umum Kadin.

Rektor UPH menyatakan, kerjasama ini sejalan dengan visi dan misi UPH untuk mencetak lulusan-lulusan profesional yang unggul dan siap berkontribusi di DUDI.

“Melalui kerjasama ini, kami memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i untuk mendapatkan kesempatan magang di perusahaan-perusahaan terkemuka, sehingga pada waktu mereka selesai lulus kuliah, mereka sudah siap untuk terjun di dunia kerja, baik sebagai profesional maupun pengusaha.” jelas Rektor UPH.

Bentuk kerja sama antara Kadin dengan UPH yang telah disepakati antara lain pembekalan karier, kesempatan magang bagi para mahasiswa, kesempatan kerja bagi alumni, program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM).

Ketua Kadin, M. Arsjad Rasjid PM menyampaikan pentingnya link and match antara institusi pendidikan dengan dunia usaha untuk menekan tingkat pengangguran.

Ia menjelaskan, saat ini penduduk Indonesia usia produktif jumlahnya sangat besar, yaitu mencapai 69 persen dari total populasi. Namun, sayangnya masih banyak yang belum terserap di dunia kerja.

Katanya, lulusan universitas masih menjadi salah satu kontributor pengangguran terbuka dengan kontribusi mencapai 8 persen pada Agustus 2022.

Hal tersebut terjadi karena adanya skill gap antara kebutuhan industri dengan kapasitas lulusan perguruan tinggi dan vokasi Indonesia yang kurang terhubung satu sama lain alias kurang link and match.

“Kerja sama dengan universitas seperti ini menjadi bentuk sinergi dunia usaha dan dunia pendidikan untuk bersama membangun SDM Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi,” kata Arsjad.

Menaker RI, Ida Fauziyah menyampaikan bahwa kondisi ketenagakerjaan Indonesia mengalami tren yang positif di mana per Agustus 2022 tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun menjadi 5,83 persen dibanding periode yang sama sebelumnya yaitu 7,2 persen akibat pandemi Covid-19.

Penurunan ini merupakan hasil gotong royong di seluruh sektor ketenagakerjaan. Karena itu harus meningkatkan kolaborasi dan sinergi dengan dunia pendidikan melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.

“Kami mengapresiasi adanya MoU dengan beberapa universitas di Indonesia ini dengan tujuan agar segala tantangan yang akan kita hadapi kelak dapat kita responi dengan cepat,” Menaker.

Kolaborasi antar dunia usaha dan dunia pendidikan ini juga semakin diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) No. 68/ 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

Sedangkan Nadiem Anwar Makarim, Mendikbudristek RI) mengapresiasi inisiatif Kadin dan universitas untuk mengimplementasikan gerakan revitalisasi pendidikan vokasi dalam peningkatan produktivitas usaha.

Katanya, tujuan dari gerakan melalui pendidikan danpelatihan vokasi ini adalah untuk mewujudkan SDM yang kompeten, cepat diserap pasar kerja, dan dapat mampu berwirausaha. Untuk mewujudkannya, harus memperkuat upaya penguatan vokasi.

“Para pelajar vokasi harus mendapatkan pengalaman magang yang bermakna dan bermanfaat untuk karier mereka, kurikulum harus dibuat sama dengan dunia industri untuk memastikan materi yang diajarkan di kelas sesuai dengan tren terbaru dunia industri. Pada saat yang sama, guru dan dosen juga harus mendapatkan update tentang kebutuhan dunia kerja,” ungkapnya. (Rilis Humas UPH)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button