EdukasiSosial

Wagub: Pentingnya Literasi Digital, Cegah Dampak Negatif Internet

Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy menekankan pentingnya literasi digital dilakukan para orang tua kepada putra-putrinya di rumah sebagai langkah preventif terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kebiasaaan anak-anak di era sekarang yang sudah akrab dengan internet.

Wagub menyebut, sebuah penelitian menunjukkan, sebanyak 12 persen dari anak-anak telah mengenal internet pada usia 5 tahun.

“Relasi anak dengan internet, terutama mereka yang berusia di bawah 12 tahun sering menimbulkan pertanyaan apakah ada dampak negatif dari penggunaan internet?,” kata Andika dalam sambutannya pada acara peringatan Hari Anak Nasional 2019 tingkat Provinsi Banten di Gedung Aspirasi, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Curug, Kota Serang, Rabu (21/8/2019).

Pertanyaan tersebut wajar muncul karena internet acapkali dianggap menimbulkan kecanduan yang menyebabkan anak-anak kurang berinteraksi dengan anggota keluarga lain maupun teman sebayanya. Alasan lain internet sering dianggap memberikan dampak negative karena alasan konten seperti pornografi, kekerasan dan cyberbullying.

Baca:

Dampak Positif

“Di sisi lain, internet juga dianggap memiliki dampak positif karena dapat digunakan sebagai sarana belajar oleh anak. Karena itu, dalam penggunaan internet oleh anak- anak, bimbingan orang tua sangat diperlukan,” paparnya.

Dikatakan Andika, pembimbingan tersebut merupakan sebuah bentuk wujud nyata dari literasi digital terutama anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun. Literasi digital dimaknai bukan hanya sebatas proses anak berinteraksi dengan media digital, dalam hal ini internet. “Tetapi juga bagaimana kontribusi interaksi itu pada beragam aspek tumbuh kembang anak,” imbuhnya.

Andika meminta agar pendidikan karakter dapat diterapkan di lingkungan sekolah. Pemerintah Provinsi Banten senantiasa berupaya mengedepankan pendidikan karakter dalam Pendidikan menengah melalui 3 aspek dasar. Pertama, aspek program berkesinambungan pada ekosistem sekolah melalui penguatan kapasitas guru.

Kedua, aspek kurikulum melalui pelaksanaan pendidikan karakter pada kegiatan intra kulikuler, ekstrakulikuler dan non kulikuler. “Dan aspek ketiga adalah pembentukan karakter di lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara meliputi olah hati atau etika, olah pikir atau literasi, olahraga atau kinestetik dan olahkarsa atau estetika,” ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berenecana (DP3AKKB) Pemprov Banten Siti Maani Nina mengatakan, forum tersebut juga dipergunakan pihaknya untuk menyosialisasikan prestasi Pemprov Banten yang telah mendapatkan penghargaan sebagai Provinsi Pelopor Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak pada peringatan Hari Anak Nasional 2019 di Makassar, Juli lalu.

Prestasi tersebut diraih Pemprov Banten hanya bersama dengan 3 provinsi lainnya saja, disebabkan oleh semua kabupaten/kota di Banten mendapatkan predikat kabupaten/kota layak anak pada tahun ini.

“Dengan prestasi ini diharapkan semua stakeholder anak di Banten bisa memaksimalkan lagi upaya dalam rangka memberikan tempat yang layak bagi anak di Banten, termasuk kabupaten/kota yang memang telah berkontribusi sehingga prestasi tersebut dapat diraih,” katanya. (Siaran Pers Tim Media Wagub Banten)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button