Internasional

Wali Kota Istanbul Divonis 2 Tahun Penjara Diduga Hina Erdogan

Pengadilan Turki memvonis penjara Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu karena diduga menghina seorang pejabat publik pada Rabu (14/12/2022).

Imamoglu merupakan rival potensial bagi Presiden Tayyip Erdogan dalam pemilihan presiden (pilpres) 2023 mendatang.

Mengutip dari EuroNews, Wali Kota Istanbul dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun 7  ulan penjara karena menghina pejabat publik dalam pidatonya saat memenangkan pemilihan Kota Istanbul pada 2019 silam.

Dia juga diadili atas pidato usai pemilihan Istanbul, di mana politisi tersebut mengatakan mereka yang membatalkan pemungutan suara awal adalah bodoh.

Lebih lanjut, Imamoglu mengatakan bahwa pernyataan itu merupakan tanggapan terhadap Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu karena menggunakan bahasa yang sama terhadapnya.

Usai hasil awal dibatalkan, dia juga memenangkan pemilihan ulang dan mengakhiri pemerintahan Partai AK Erdogan dan pendahulu Islamnya selama 25 tahun di Kota terbesar Turki tersebut.

Selanjutnya usai vonis keluar, Imamoglu mengungkapkan kepada ribuan pendukung bahwa putusan tersebut menandai ketidaksesuaian hukum yang mendalam yang membuktikan bahwa tidak ada keadilan di Turki saat ini.

Dikatakan Imamoglu, pemiilhan akan memberi tanggapan dalam pemilihan presiden, dan parlemen yang dijadwalkan pada Juni mendatang.

Pemungutan suara dapat menandai tantangan politik terbesar bagi Erdogan, yang berusaha untuk memperpanjang kekuasaanya hingga 3 periode.

Aliansi oposisi enam partai belum menyetujui calon presiden mereka, dan dia telah diperdebatkan sebagai calon penantang utama untuk melawan Erdogan.

Wali kota berusia 52 tahun tersebut, berasal dari oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), diperkirakan akan mengajukan banding atas keputusan pengadilan tersebut.

Erdogan yang juga menjabat sebagai Wali Kota Istanbul sebelum mendominasi politik nasional Turki, sempat dipenjara pada tahun 1999.

Dia dipenjara karena membacakan sebuah puisi yang diputuskan oleh pengadilan sebagai hasutan untuk kebencian agama.

Ketua oposisi Imamoglu, Kemal Kilicdaroglu mengatakan dia mempersingkat kunjungan ke Jerman dan kembali ke Turki sebagai tanggapan atas pelanggaran berat terhadap hukum dan keadilan.

Sebelumnya, Imamoglu terpilih untuk memimpin Istanbul, kota terpada di Turki pada Maret 2019 lalu.

Kemenangan ini juga merupakan pukulan bersejarah bagi Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) pimpinan Erdogan yang telah mengusai Istanbul selama 25 tahun.

(*/Editor: Abdul Hadi)

Abdul Hadi

Back to top button