Militer

4 Prajurit TNI Kembali ke Pos Usai Kontak Tembak Pemberontak Papua Merdeka

Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan, 4 dari 9 prajurit TNI telah pulang ke pos usai kontak tembak dengan kelompok pemberontak Papua Merdeka di Nduga, Papua Pegunungan. Namun 5 anggota lainnya masih dalam pencarian dan belum terkonfirmasi keberadaannya.

Demikian dikemukakan Letjen TNI Bambang Ismawan, Kepala Staf Umum (Kasus) TNI di sebuah acara di Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2023).

“Kemarin mungkin ada berita simpang siur ada 9 orang yang belum terinformasi dengan baik. Tadi siang sudah kembali 4 orang, lengkap dengan senjata. Jadi tidak benar klaim KKB bahwa mereka menyita 9 pucuk senjata. Hanya sekarang tinggal 5 orang sedang kita lakukan pencarian,” kata Bambang.

Bambang memastikan empat anggota yang kembali itu dalam kondisi sehat. Sementara lima anggota yang masih dicari berasal dari anggota Satgas Yonif R 321/GT dan anggota Kopassus.

“Kami belum bisa memastikan (kondisi 5 anggota). Tetapi kalau lihat kasus sebelumnya yang 4 orang yang sudah kembali itu, kan kemarin dispekulasikan bahwa mungkin yang 4… tapi ternyata tidak,” ujarnya.

Selain itu, kata Bambang, hanya satu anggota yang terkonfirmasi meninggal dunia usai diserang KKB. Namun, jenazah Pratu Miftahul Arifin belum berhasil dievakuasi karena kendala cuaca dan medan.

“Karena memang pertama di sana cuacanya tidak menentu, kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah abis itu tertutup kabut. Jadi untuk pengambilan jenazah, helikopter kita tidak bisa langsung merapat, karena memang di samping cuaca kan medannya bukan medan datar,” katanya.

Sebelumnya, Pratu prajurit TNI bernama Pratu Miftahul Arifin gugur saat diserang kelompok pemberontak Papua Merdeka di Mugi Mam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air, Philip Max Merhetnes yang disandera (Baca: Pratu Miftahul Arifin Gugur Ditembak Pemberontak Papua Merdeka).

Laksda TNI Julius Widjojono, Kapuspen TNI membenarkan gugurnya prajurit Satgas Yonif R 321 / GT melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (16/4/2023).

“Panglima TNI turut berduka cita atas gugurnya prajurit terbaik atas nama Pratu Miftahul Arifin yang gugur pada Sabtu (15/4) pukul 16.30 WIT,” kata Julius.

Julius menjelaskan kronologi singkat gugurnya Pratu Miftahul Arifin dalam operasi penyelematan pilot Susi Air. Pada saat tim satgas gabungan mencoba menyisir dengan mendekati posisi dari para penyandera pilot Susi Air. Namun saat itu juga satgas gabungan TNI-Polri mendapatkan serangan dari para pemberontak.

Juru Bicara kelompok pemberontak Papua Merdeka, Sebby Sambom, mengkalim pihaknya telah menembak mati sembilan prajurit TNI yang mencoba menyelamatkan pilot Susi Air. Awalnya, mereka menerima informasi hanya enam anggota TNI yang mereka tembak mati.

“Kami perlu laporkan di sini karena kami baru saja terima laporan awal konfimasi di mana pasukan Egianus Kogoya menyampaikan bahwa mereka sudah membunuh sembilan orang dan sembilan pucuk senjata sudah pindah tangan ke kami,” kata Sebby Sabom yang disiarkan VOAIndonesia dikutip MediaBanten.Com.

Sebby mengatakan pihaknya telah mengajukan negosiasi damai untuk membebaskan pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru yang mereka sandera. Namun, permintaan itu tak ditanggapi oleh TNI-Polri (Berbagai Sumber / INR)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button