Anwar Ibrahim : Dipenjara Hingga Jadi Perdana Menteri Malaysia
Anwar Ibrahim atau Dato Seri Dr (HC) Haji Anwar bin Dato Ibrahim resmi menjadi Perdana Menteri Malaysia, Kamis (24/11/2022) setelah dikukuhkan Raja Malaysia karena hasil Pemilu mengalami kebuntuhan.
Lawan politiknya, sempat membuat Anwar Ibrahim dipenjara dengan tuduhan korupsi dan melakukan sodomi. Namun Mahkamah Federal Malaysia membatalkan semua vonis dan membebaskannya pada 2004.
Dikutip dari idwikipedia, Anwar Ibrahim lahir pada 10 Agustus 1947 merupakan seorang politisi Malaysia. Dia memulai karirnya sebagai anggota Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) hingga memangku jabatan Wakil Perdana Menteri, di bawah PM Mahathir Mohamad.
Pada tahun 1999, ia divonis hukuman penjara untuk tuduhan korupsi dan sodomi. Namun Mahkamah Federal Malaysia kemudian membatalkan semua vonis atasnya dan dibebaskan dari penjara pada tahun 2004.
Setelah dipecat dari UMNO, ia mendirikan Partai Keadilan Rakyat, sebuah partai oposisi di Malaysia, dan memimpin koalisi oposisi Pakatan Rakyat dan Pakatan Harapan.
Dari 2015 hingga 2018, ia kembali dipidana penjara atas vonis sodomi lainnya. Ia dibebaskan pada tahun 2018.
Setelah koalisi yang ia pimpin memenangkan kursi terbanyak di Parlemen pada pemilihan umum Malaysia 2022, ia diangkat menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-10 pada tanggal 24 November 2022.
Hak Orang Melayu
Anwar Ibrahim telah berperan dalam menjaga hak dan kepentingan orang Melayu dan umat Islam ketika terjadinya Peristiwa 13 Mei 1969 di Malaysia.
Dia bekerjasama Mahathir Mohammad yang 21 tahun lebih tua darinya, menentang Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman.
Pada tahun 1971 Anwar menerima Ijazah Sarjana Muda di bidang Sastra dari Universiti Malaya.
Ketika di universitas, Anwar Ibrahim dikenal sebagai pemimpin gerakan pelajar yang memperjuangkan keadilan sosial dalam masyarakat Malaysia ketika itu juga dikenal sebagai pemimpin yang militan.
Pada tahun 1971, Anwar Ibrahim membentuk Angkatan Belia Islam Malaysia dan menjadi presiden organisasi itu hingga tahun 1982. Selain itu dia aktif dalam kegiatan organisasi non-pemerintah termasuk Majlis Belia Malaysia.
Dalam keadaan krisis ekonomi di negerinya tahun 1970-an dan jatuhnya harga karet yang merupakan tulang punggung ekonomi Malaysia saat itu, Anwar Ibrahim meneriakkan isu kemiskinan dan memimpin demonstrasi anti-kemiskinan di Baling dalam tahun 1974 yang menyebabkannya ditahan di bawah ISA selama dua tahun.
Ketika mendirikan dan membesarkan ABIM telah memiliki anggota sebanyak 50.000 orang, yang kedua terbanyak setelah Pemuda UMNO.
Kepimpinan dan kecendekiawannya telah diakui di tingkat internasional sehingga menerima anugerah Medali Ulama Eqbal Seratus Tahun dari Presiden Pakistan Zia Ul- Haq pada tahun 1970 dan mendapat penghormatan menjadi Anggota Kelompok Penasehat Muda PBB pada tahun 1973.
Organisasi ini muncul menjadi organisasi yang kemudian populer karena sikapnya menentang ketidakadilan dalam negeri dan juga di dunia Internasional.
Ia telah menunjukkan sifat kepimpinannya dengan menyatukan penduduk Malaysia yang multietnis dan pluralis dengan menjadi Pengurus Jawatankuasa Penyelaras Akta Pertubuhan 1981 untuk menentang Akta Pindaan Pertubuhan 1981 yang dianggap menimbulkan ketidakadilan yang melanggar pinsip Islam dan demokrasi.
Dalam perjalanannya, Anwar telah berhasil menyatukan 48 organisasi dari berbagai aliran dan bangsa seperti Persatuan Pertubuhan Malaysia, Pusat Profesional Malaysia, ALIRAN, Persatuan Penggna Pulau Pinang dan Majlis Peguam Malaysia.
Ini menyebabkan pihak pemerintah mengadakan pembicaraan dengan lembaga tersebut dan mengkaji Akta Pertubuhan tersebut.
Dalam menyikapi perkembangan internasional, dia menentang invasi Rusia terhadap Afganistan pada tahun 1979 di mana ABIM telah mengadakan demmonstrasi yang dihadiri sejumlah 40.000 orang.
Utusan itu berhasil meyakinkan pihak kedutaan Rusia akan kesan buruk tindakan Rusia di Afganistan di mata internasional.
Duta Rusia itu berjanji untuk membawa surat protes tersebut ke Moskwa dan menginginkan persahabatan dengan pemerintah Malaysia.
Ia juga mengunjungi perbatasan Rusia untuk meninjau situasi di Afganistan dan menyerahkan sebanyak 50.000 ringgit Malaysia kepada pejuang Afganistan, serta bertemu dengan Nasionalis Afganistan di perbatasan seperti Gulbudin Hekmatayar dan Burhanuddin Rabbani, pemimpin Partai Jamiat El-Islami.
Di tingkat internasional Anwar Ibrahim dilantik sebagai Presiden UNESCO (1989-1991) dan menjadi salah seorang pendiri Institut Pemikiran Islam Antarabangsa (IIIT) di Washington.
Lembaga Pendidikan Bumiputra
Anwar sadar bahwa kelemahan bumiputera pada ketika itu disebabkan oleh peluang untuk melanjutkan ke jenjag pendidikan tinggi amat terbatas.
Dia bersama rekan-rekan lain mendirikan sekolah persendirian (sekolah swasta) di Kuala Lumpur di bawah naungan Yayasan Anda Akedemik. yang bertujuan meningkatkan pendidkan bagi kaum bumiputra.
Keberhasilan Yayasan Anda Akedemik dapat dilihat dari jumlah lulusan dan jumlah pelajarnya yang diterima masuk ke institusi perguruan tinggi. Di mana setiap pelajar Yayasan Anda telah dilatih sendiri oleh Anwar Ibrahim dengan dilengkapi oleh wawasan religius.
Jabatan Politik
Ketokohan Anwar Ibrahim menarik perhatian Mahathir Mohammad dan membawanya ke dalam pemerintah.
Jabatan politik dia diawali pada tahun 1982, dipilih sebagai Anggota Parlemen Permatang Pauh dan dilantik sebagai Timbalan Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Wakil Menteri di dalam kabinet).
Anwar Ibrahim menjadi Anggota Jemaah Menteri (Anggota Kabinet) pada tahun 1983 ketika dilantik sebagai Menteri Kebudayaan, Belia dan Sukan (Menteri Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga).
Kemudian menjabat beberapa jabatan kabinet sebelum dilantik sebagai Menteri Keuangan pada bulan Maret 1991.
Peranan penting di dalam pemerintahan Barisan Nasional ialah terbentuknya Bank Islam. Serta diamanahkan untuk menjalankannya.
Diaktakan, dia telah menghabiskan banyak waktu dan menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap perkembangan bank ini.
Anwar Ibrahim dilantik sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia pada bulan November 1993 setelah menjabat Wakil Presiden UMNO pada tahun tersebut.
(Berbagai sumber / Editor: Iman NR)