Badut Jalanan, Senyuman Palsu Dibalik Topeng Demi Rupiah

Topengku adalah senyuman palsu yang menyembunyikan air mata sebenarnya. Begitulah kata para badut jalanan yang kerap kita temukan di sudut – sudut kota.
Tidak ada yang bercita – cita menjadi orang miskin, namun dibalik topengnya itu ada sosok orang yang luar biasa selalu mengusahakan segala kebutuhan untuk anak – anaknya.
Sangat memilukan memang, ketika para badut jalanan itu melihat orang lain hidup bercukupan tapi mereka harus berjuang mati – matian untuk mencari sesuap nasi dan menyambung kehidupannya.
Kehidupan keras sudah menjadi makanan sehari – hari bagi para badut jalanan. Kadang, mereka menemukan hal yang tidak diinginkan seperti ditindak oleh petugas berwenang.
Mereka merasa terasingkan dari kehidupan, melihat orang lain bisa hidup dengan layak tentunya membuat mereka iri.
Sekali lagi, tidak ada orang yang ingin hidup miskin dan semua orang akan mengusahakan hidupnya agar lebih baik lagi demi seseorang yang mereka cintai.
Bahkan, para badut jalanan itu sudah terbiasa termajinalkan dari kehidupan yang menurut mereka mengerikan ini.
Di sudut – sudut kota, kita pernah menemukan mereka duduk lesu dan mencoba menghibur orang yang melintas.
Mereka rela berjalan dari satu mobil ke mobil lainnya yang berhenti sejenak demi mengais koin receh Rp500 hingga Rp1.000.
Bila ada pengendara yang melintas memberikan koin itu mereka sudah senang dan bersyukur.
Setidaknya koin yang dikumpulkan dari pengendara itu bisa mereka gunakan untuk menyambung kehidupan.
Seolah tidak memikirkan risiko menjadi badut jalanan, mereka tidak peduli bila tertabrak maupun terserempet kendaraan yang melintas.
Abdul Hadi