Deflasi Bikin Khawatir, Loker Terancam Hingga Cari Kerja Susah!
Fenomena deflasi bisa terjadi secara berturut – turut yang dinilai bisa berdampak pada lapangan pekerjaan yang kian tidak ada peluang.
Hasilnya, banyak masyarakat Indonesia yang sulit mendapatkan pekerjaan. Dampak deflasi bisa berkepanjangan membuat perusahaan untuk melakukan ekspansi.
Sebab dampak tersebut secara tak langsung berpengaruh kepada daya beli masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa Indonesia kembali diguncang deflasi pada September 2024.
Bahkan, BPS pun mencatat pada September 2024 terjadi deflasi 0,12 persen secara bulanan atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024.
Hal itu dikemukakan oleh Plt Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti dalam siaran pers BPS yang disiarkan pada Selasa, 1 Oktober 2024.
Fenomena tersebut, kata Amalia, merupakan capaian selama lima bulan berturut – turut. Apalagi, pada September 2024 lebih dalam dibandingkan Agustus 2024.
BPS juga mengelompokan pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar yaitu makanan, minuman, hingga tembakau dengan angka 0,59 persen dan memberikan andil sebesar 0,17 persen.
Tak hanya itu, ada juga komoditas yang memberikan andil dalam inflasi antara lain ikan segar dan kopi bubuk dengan andil inflasi masing – masing sebesar 0,02 persen.
Lebih lanjut, biaya kuliah akademi atau penguruan tinggi juga memberikan andil yaitu tariff angkutan udara dan sigaret kretek mesin (SKM) dengan inflasi masing – masing sebesar 0,01 persen.
Penjelasan Deflasi
Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, nah kerap diartikan sebagai penurunan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu perekonomian.
Hal itu berarti daya beli uang meningkat, dengan jumlah yang sama, konsumen dapat membeli lebih banyak barang dan jasa.
Walaupun terlihat seperti menguntungkan bagi pembeli. Jadi, fenomena itu bisa menimbulkan berbagai masalah ekonomi yang serius.
Penyebab Deflasi
- Penurunan Permintaan Agregat
Salah satu yang menjadi penyebab dari fenomena itu adalah penurunan permintaan agregat. Jadi, ketika konsumen dan bisnis mengurangi pengeluaran mereka, permintaan terhadap barang dan jasa menurun.
Hal tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain penurunan pendapatan, peningkatan pengangguran, hingga ketidakpastian ekonomi.
- Peningkatkan produktivitas
Kemajuan teknologi dan peningkatan efisiensi produksi dapat menyebabkan peningkatan pasokan barang dan jasa.
Jika peningkatan itu tidak bisa diimbangi dengan peningkatan permintaan, harga – harga juga akan cenderung menurun.
- Kebijakan Moneter yang Ketat
Kebijakan moneter yang ketat, seperti peningkatan suku bunga, dapat mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan dan berkontribusi terhadap deflasi.
- Penurunan Harga Komoditas
Penurunan harga komoditas penting, seperti minyak atau logam, dapat menyebabkan penurunan harga barang dan jasa secara umum. Hal ini dapat memicu deflasi, terutama di negara-negara yang bergantung pada ekspor komoditas tersebut.
- Penguatan Mata Uang
Mata uang yang kuat dapat membuat barang impor menjadi lebih murah, sehingga menekan harga barang dan jasa di dalam negeri.
Bisa disimpulkan bahwa deflasi bisa menyebabkan peningkatan pengangguran, ketika harga – harga turun, perusahaan mungkin mengalami penurunan pendapatan juga, yang memaksa mereka PHK karyawannya.
Editor: Abdul Hadi