Lingkungan

Jangan Kaget, Penghasilan Pemulung TPAS Cilowong Bisa Rp5 Juta Per Bulan

Tak disangka, penghasilan pemulung di tempat pemrosesan akhir sampah atau TPAS Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang bisa mencapai Rp4 juta – Rp5 juta per orang per bulan.

Penghasilan yang didapatkan pemulung dari menjual sampah yang telah dipilah dan dikumpulkan, lalu dijual kepada pengepul dengan harga Rp2.500 per Kilogram.

Jenis sampahnya adalah sampah non organik dan dinilai bisa didaur ulang seperti plastik minuman kemasan, sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil dan barang elektronik

Bagi para pemulung di TPAS sampah menjadi sumber penghasilan untuk menghidupi kebutuhan kehidupan sehari-hari keluarganya.

Di antara pemulung itu adalah Samsul berusia 60 tahun, warga Kelurahan Cilowong yang setiap hari mengais sampah di TPAS tersebut.

Samsul mengaku sudah menjadi pemulung kurang lebih sekitar 3 tahun. Sebelum menjadi pemulung, dia berkerja serabutan atau berkerja apa saja seperti membantu orang mengurus kebun.

“Saya jadi pemulung di sini sekitar 3 tahunan. Sebelum jadi pemulung dulu kerjanya tidak jelas, kadang saya bantu-bantu orang di kebun atau kerjaan yang masih bisa saya kerjakan,” jelasnya

Setiap hari Samsul mengumpulkan sampah dari pagi hingga sore hari. Sampah yangn dikumpulkan tidak menentu atau tidak terpusat pada jenis sampah tertentu.

Karena usianya, dia mengaku hanya mampu mengumpulkan 2 – 3 karung sampah per hati. Berbeda dengan awal-awal saat menjadi pemulung, dia mampu mengumpulkan sampah 5 sampai 6 karung per hari.

“Saya biasanya datangnya enggak tentu. Kadang jam 7 atau jam 8 saya baru berangkat, terus pulangnya sore sekitar jam 4. Dan sehari bisa dapat 2 sampai 3 karung, beda sama dulu yang seharinya bisa 5 sampai 6 karung per hari. Sampah yang sudah saya kumpulin, enggak langsung saya jual, bisa sampai sepuluh hari atau lebih baru saya jual,” tutur Samsul.

Harga setiap kilogram sampah berbeda disetiap pengepul mulai dari harga Rp 1.500 per kilogramnya hingga Rp2.500 per kilogram.

Perbedaan harga di pengepul tersebut adalah jarak yang harus diakses pemulung untuk menjual sampah yang sudah dikumpulkan.

Untuk yang harga Rp1.500 per kilogram pengepulnya berada dekat dengan lokasi TPAS. Sedangkan untuk yang harga Rp2.500 per kilogramnya berada di desa yang berbeda.

“Saya biasanya ngejual ke yang Rp2.500 perkilogram, dan biasanya dia yang ngambil ke sini. Soalnya saya sama pengepulnya sudah kenal lama dan sampahnya juga lumayan banyak,” jelasnya.

Periode penjualan memang tidak menentu. Ada pemulung yang menjual sampah setiap 3 hari, tujuh hari dan 10 hari.

“Saya pernah dalam waktu 10 hari bisa menjual sampah dengan harga Rp2 juta. Saat itu banyak sekali sampah tertentu yang bisa didaur ulang berkumpul di sini,” katanya. (Febrian Vazuardi – Wartawan Magang)

Editor Iman NR

Iman NR

Back to top button