Opini

Keripik Cabai, Inovasi Pedas di Dunia Kuliner

Masyarakat Indonesia tidak pernah jauh dari makanan dengan rasa yang pedas. Bukan hanya makanan saja, masyarakat Indonesia juga menyukai aneka cemilan dengan rasa yang pedas.

OLEH : Putri Ayu Lestari, Prodi : AgribisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta *)

Tak heran permintaan cabai di Indonesia sering kali mengalami kenaikan, yang menyebabkan harga cabai terus naik.

Inovasi kuliner keripik sambal yang memadukan daya tarik jajanan renyah dengan sensasi pedas yang memikat semakin populer di Indonesia.

Beragamnya jenis cabai yang ada di Indonesia, mulai dari cabai rawit hingga cabai merah besar, menghadirkan beragam kemungkinan kreativitas kuliner dalam penciptaan berbagai varian keripik yang unik dan menantang.

Secara historis, cabai bukanlah tanaman asli Indonesia melainkan berasal dari benua Amerika dan dibawa masuk bersama kurang lebih sekitar 2000 jenis tumbuhan lainnya pada abad ke-16 oleh para pelaut Portugis dan Spanyol ke Asia Tenggara.

Namun para masyarakat nusantara lebih mengenal tanaman ini dengan sebutan cabya. Cabya sendiri merujuk kepada piper retrofractum vahl, jenis tanaman dari genus lada dan sirih-sirihan yang punya sifat sebagai rempah pemedas untuk mengolah makanan.

Meski sudah banyak pengganti rempah penghasil rasa pedas, tetapi cabai tetap menjadi bahan dasar masakan favorit untuk menciptakan rasa pedas yang digemari Masyarakat Indonesia.

Selain menjadi bahan masakan, kini cabai dapat diolah menjadi keripik cabai dengan rasa pedas yang khas. Dibalik rasanya yang pedas, cabai juga memiliki segudang manfaat bagi tubuh, contohnya seperti vitamin A, Vitamin B6, Vitamin C, dan kalium.

Selain itu cabai juga mengandung berbagai senyawa yang berperan sebagai antioksidan, seperti capsaicin, karotenoid, violaxanthin dan lutein.

Meski memiliki banyak manfaat, konsumsi cabai tetap harus diperhatikan, karena Sebagian orang tidak dapat mengonsumsi cabai terus menerus.

Terutama pada penderita sindrom iritasi usus besar, konsumsi cabai justru bisa menyebabkan sakit perut dan diare.

Keripik cabai menjadi contoh potensi kreativitas untuk mengubah cabai menjadi produk bernilai tinggi.

Pembuatan keripik cabai memerlukan beberapa teknik, antara lain menggoreng dan memanggang yang dipadukan dengan berbagai bumbu.

Hal ini memungkinkan terciptanya berbagai varian rasa, antara lain keripik sambal manis, keripik sambal dengan bumbu, bahkan keripik sambal campur rasa buah. Inovasi ini tidak hanya menarik dari segi cita rasa tetapi juga dari segi pemasaran.

Daya tarik produk ini dapat ditingkatkan melalui penggunaan kemasan yang menarik, branding yang kuat, dan strategi pemasaran yang efektif, khususnya di kalangan konsumen muda yang sering mencari produk baru dan khas.

Pasar keripik cabai saat ini menghadapi sejumlah prospek yang menantang dan menjanjikan. Tantangan utamanya adalah ketatnya persaingan dengan produk makanan ringan lainnya dan perlunya menjaga konsistensi kualitas produk.

Apalagi persepsi konsumen terhadap makanan pedas juga berbeda-beda. Mayoritas masyarakat Indonesia menyukai makanan pedas.

Meskipun preferensi masing-masing orang berbeda-beda tergantung pada tingkat kepedasan yang bisa mereka toleransi.

Sebaliknya, peluang pertumbuhan yang besar terletak pada potensi ekspor. Jajanan khas Indonesia mempunyai daya tarik tersendiri di pasar internasional.

Penerapan strategi pemasaran yang efektif dan adaptasi rasa agar sesuai dengan preferensi pasar luar negeri dapat membawa keberhasilan ekspor keripik cabai.

Strategi dalam pemasaran keripik cabai, dapat diterapkan dengan 4P yaitu product, price, place dan promotion.

Yang harus dilakukan pertama yaitu product, dalam pemasaran keripik cabai kita harus mendeskripsikan keunggulan dari keripik cabai ini, misalnya produk keripik yang dibuat berbahan dasar cabai dan menggunakan bumbu tabur tanpa MSG.

Yang kedua strategi price, kita harus menentukan harga pokok produksi yang tepat berdasarkan formula untuk mendapatkan laba kotor lebih dari 50% yang bisa dinaikkan bertahap seiring dengan perkembangan usaha keripik cabai.

Lalu yang ketiga strategi place, kita perlu membangun jaringan penjualan agar pemasaran produk menjadi lebih luas.

Contohnya menghubungi agen atau distributor yang bisa memasarkan produk kita. Lalu yang terakhir adalah strategi promotion.

Di jaman yang serba teknologi ini kita bisa memanfaatkan media online untuk menciptakan konsep brand yang melekat di ingatan konsumen, misalnya keripik kaca yang viral di sosial media seperti Tiktok, tentu hal ini merupakan kesempatan luar biasa yang harus dimanfaatkan.

Keripik cabai merupakan contoh potensi inovasi kuliner untuk menciptakan produk yang khas dan menarik.

Perpaduan antara kreativitas, teknologi pengolahan yang sehat, dan strategi pemasaran yang efektif berpotensi memfasilitasi pengembangan keripik cabai tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di kancah internasional.

Meskipun demikian, sangat penting untuk secara konsisten memprioritaskan pertimbangan kesehatan konsumen dan terus melakukan inovasi agar produk ini tidak sekadar menjadi tren sesaat, namun dapat bertahan lama dan bermakna di benak konsumen.

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button