Suriah Akhirnya Kembali ke Liga Arab Setelah 12 Tahun diisolasi
Liga Arab mengakui kembali keanggotaan Suriah setelah lebih 12 tahun diisolasi akibat sikap politik dan peperangan yang berkepanjangan.
Pengakuan itu teradi pada Minggu (7/5/2023) dengan hadirnya delegasi Suriah pada pertemuan kelompok negara-negara Arab di Kairo, Mesir.
Delegasi Suriah akan melanjutkan partisipasi mereka dalam pertemuan Liga Arab mulai Minggu, demikian pernyataan Liga Arab setelah keputusan bulat oleh para menteri luar negeri seperti dilansir Arab News, dikutip MediaBanten.Com, Senin (8/5/2023).
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan berpartisipasi dalam pertemuan tingkat menteri yang diadakan di Markas Liga Arab di Kairo.
Para menteri negara-negara Arab berdiskusi solusi politik atas krisis Suriah untuk mengakhiri dampak peperangan, menjaga persatuan, keamanan, stabilitas dan identitas kearaban bagi Suriah.
“Mengembalikannya ke lingkungan Arab, untuk mencapai kebaikan bagi saudara-saudaranya,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi di Twitter.
Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa keputusan itu akan memungkinkan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad untuk ambil bagian dalam puncak pertemuan kelompok negara-negara Arab pada 19 Mei mendatang.
“Ini bukan berarti krisis Suriah sudah selesai, malah sebaliknya. Tapi itu memungkinkan (negara-negara) Arab untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun berkomunikasi dengan pemerintah Suriah untuk membahas semua masalah,” ujarnya.
Aboul Gheit mengatakan, memulihkan keanggotaan Suriah tidak berarti semua negara Arab memiliki hubungan normal dengan Damaskus.
Katanya, kembalinya Suriah ke Liga Arab bukan akhir dari masalah, tetapi masing-masing negara anggota Liga Barat bisa memjtuskan apakah hubungan itu bisa dilanjutkan secara bilteral atau tidak.
Dewan Liga Negara Arab menyambut pernyataan Arab yang dikeluarkan oleh pertemuan Jeddah di Suriah pada 14 April dan pertemuan Amman di Suriah pada 1 Mei 2023.
Dewan juga memutuskan untuk membentuk komite menteri yang terdiri dari Yordania, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Mesir, dan sekretaris jenderal liga untuk menindaklanjuti implementasi Deklarasi Amman, yang mencari resolusi “langkah demi langkah”. terhadap krisis Suriah dan melanjutkan dialog langsung dengan rezim.
Perdana Menteri Suriah, Hussein Arnous mengatakan, Suriah telah menjadi korban informasi yang salah dan kampanye distorsi selama 12 tahun.
Dia mengatakan konsultasi hari Minggu mencerminkan posisi bergengsi yang dipegang Suriah secara regional dan internasional.
Kementerian Luar Negeri Suriah menyerukan kerja sama negara-negara Arab dan pendekatan Arab yang efektif dan konstruktif berdasarkan dialog, saling menghormati, dan kepentingan bersama Arab.
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad terakhir menghadiri KTT kelompok negara Arab pada 2010. Para pemimpin oposisi menghadiri KTT kelompok itu di Doha pada 2013, yang memicu reaksi keras dari Damaskus. (Gobran Mohamed – Arab News)
Editor Iman NR