Ekonomi

Surplus Produksi Beras Lebak 113.987 Ton Cukup Untuk 9 Bulan

Produksi beras di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada Januari-April 2023 surplus 113.987 ton atau mencukupi untuk ketersediaan pangan selama 9,6 bulan ke depan.

“Produksi pangan tahun ini cukup aman, karena surplus itu,” kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar dalam keterangan di Lebak, Sabtu.

Produksi beras lokal sejak Januari-April 2023 di Kabupaten Lebak surplus selama 9,6 bulan dengan penduduk 1,4 juta jiwa, sehingga mencukupi ketersediaan pangan hingga tahun 2024.

Selama ini, produksi beras di daerah ini sudah beberapa tahun terakhir surplus sehubungan curah hujan tinggi.

Petani di daerah ini masih mengandalkan curah hujan tinggi untuk pertanian padi sawah, karena terbatasnya jaringan irigasi.

“Kami berharap pemerintah dapat meningkatkan pembangunan irigasi, agar produksi beras menjadi andalan ekonomi petani setempat,” kata Deni.

Menurut dia, surplus beras di Kabupaten Lebak 113.987 ton itu dari total produksi Januari-Mei 2023 sebanyak 149.747 ton dengan kebutuhan konsumsi pangan masyarakat 143.038 ton/tahun atau rata-rata 11.920 ton/bulan untuk penduduk 1,4 jiwa/tahun.

Sedangkan, kebutuhan beras yang terserap dari Januari-April 35.760 ton.

Karena itu, pemerintah daerah terus meningkatkan indeks pertanaman (IP)dari dua musim menjadi tiga musim tanam/tanam.

Meski saat ini memasuki musim kemarau yang berpotensi menimbulkan kekeringan, namun pemerintah daerah telah menyiapkan sekitar 2.500 pompa air.

“Kami berharap petani tetap melakukan gerakan tanam dengan penggunaan pompa air, sehingga bisa menyedot air dari sungai dan embung guna mendongkrak produksi pangan dan ekonomi petani,” katanya menjelaskan.

Ketua Kelompok Tani Sukabungah, Desa Tambakbaya, Kabupaten Lebak Ruhyana mengatakan pihaknya saat ini masih memasok beras hasil petani ke sejumlah pasar tradisional di wilayah Banten.

Bahkan, hari ini memasok beras jenis medium ke Pasar Rangkasbitung sebanyak 30 ton dengan harga Rp10 ribu/kilogram, sehingga total Rp300 juta.

“Kami menampung beras dari anggotanya dan kemudian dijual ke pasar, sehingga dapat menggulirkan ekonomi petani setempat,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, sejumlah petani di Kabupaten Lebak merasa senang setelah pemerintah melalui Badan Pangan Nasional menaikkan harga beras di tingkat petani Rp10 ribu/kilogram, sehingga lebih memacu usaha pertanian pangan.

“Kami bisa meraup keuntungan bersih sekitar Rp25 juta dari lahan seluas satu hektare setelah dipotong biaya produksi Rp15 juta dengan produksi beras 4 ton diakumulasikan Rp40 juta,” kata Nurdin (55), petani Blok Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak. (Mansyur Suryana – LBN Antara)

Editor Iman NR

*) Berita ini merupakan kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button