Opini

Teori John Dewey dalam Mengembangkan Literasi Matematis Siswa

Matematika memainkan peran penting dalam kehidupan manusia karena memberikan kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan yang melibatkan keterampilan berpikir kritis dan penalaran logis. Kemampuan itu di antaranya disebut literasi matematis.

OLEH: YUNI FITRIYAH *)

Literasi matematis merupakan kemampuan dasar yag harus dimiliki siswa agar mampu memecahkan masah dengan baik.

Literasi matematis lebih dari sekedar mampu melakukan perhitungan tetapi juga mencakup pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep matematika dan kemampuan untuk menerapkannya dalam situasi dunia nyata.

Rendahnya kemampuan literasi matematis siswa Indonesia cukup mengkhawatirkan karena akan berdampak besar pada peradaban. Karena itu, pengajaran matematika di sekolah perlu diperhatikan dan dioptimalkan agar tujuan pendidikan tercapai dengan optimal.

Pengajaran matematika terus berkembang berkat kontribusi para pendidik berpengauh salah satunya John Dewey. John Dewey, seorang filsuf dan pendidik Amerika yang berpengaruh, percaya akan pentingnya pendekatan aktif dan pengalaman terhadap pendidikan.

Teorinya menekankan integrasi pengalaman praktis dan keterampilan berpikir kritis untuk mendorong pertumbuhan intelektual siswa.

Dalam konteks pendidikan matematika, ide dan filosofi Dewey memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan literasi matematis.

Eksplorasi Teori John Dewey dan relevansinya dalam mengembangkan literasi matematis siswa, dengan fokus pada integrasi pengalaman dunia nyata, keterampilan pemecahan masalah, dan berpikir kritis di kelas matematika.

Salah satu prinsip utama Dewey adalah gagasan ‘learning by doing’. Dia menekankan pentingnya pengalaman langsung dan keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran.

Dewey berpendapat, pendidikan harus dihubungkan dengan pengalaman kehidupan nyata agar pembelajaran bermakna dan relevan.

Dalam kasus matematika, siswa sering kesulitan untuk melihat penerapan praktis dari mata pelajaran tersebut.

Dengan mengintegrasikan pengalaman dunia nyata ke dalam kurikulum matematika, siswa dapat lebih memahami pentingnya dan relevansi konsep matematika.

Misalnya, guru dapat memasukkan contoh kehidupan nyata ke dalam soal cerita dan skenario matematika.

Siswa dapat ditantang untuk menerapkan konsep matematika untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan penganggaran, pengukuran, dan analisis data.

Dengan melakukan hal ini, siswa dapat melihat bagaimana matematika dapat diterapkan dan penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dengan mata pelajaran tersebut.

Menurut Dewey, pemecahan masalah merupakan bagian integral dari pembelajaran. Dalam matematika, keterampilan pemecahan masalah sangat penting bagi siswa untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang konsep matematika.

Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah, guru dapat menumbuhkan pemikiran kritis, penalaran logis, dan kreativitas.

Guru dapat menyajikan permasalahan terbuka yang menuntut siswa berpikir kritis dan menerapkan berbagai strategi matematika untuk menemukan solusinya.

Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah otentik dan kompleks, guru dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman konseptual prinsip-prinsip matematika yang lebih mendalam.

Pendekatan ini juga mendorong siswa untuk bertahan, berpikir mandiri, dan merefleksikan strategi pemecahan masalah mereka.

Dewey menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Di kelas matematika, berpikir kritis melibatkan mempertanyakan asumsi, menganalisis informasi, dan mengevaluasi bukti.

Dengan mendorong siswa untuk berpikir kritis, guru dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep dan proses matematika.

Guru dapat memfasilitasi pemikiran kritis dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pemikiran, melibatkan siswa dalam diskusi kolaboratif, dan mendorong mereka untuk membenarkan alasan mereka.

Misalnya, ketika mengajarkan suatu konsep baru, guru dapat meminta siswa menjelaskan mengapa aturan atau rumus matematika tertentu berhasil, atau mencari pendekatan alternatif untuk memecahkan suatu masalah.

Dengan melakukan hal tersebut, siswa didorong untuk memikirkan secara mendalam penalaran matematisnya dan mengembangkan pemahaman subjek yang lebih komprehensif.

Teori John Dewey memberikan wawasan berharga terhadap perkembangan literasi matematika siswa.

Dengan mengintegrasikan pengalaman dunia nyata, keterampilan pemecahan masalah, dan pemikiran kritis ke dalam kurikulum matematika, guru dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dengan mata pelajaran tersebut.

Dengan menerapkan prinsip Dewey, pendidik dapat menciptakan ruang kelas matematika yang mendorong pembelajaran aktif, mendorong pertumbuhan intelektual, dan mempersiapkan siswa untuk sukses di dunia yang berubah dengan cepat. (**)

*) YUNI FITRIYAH adalah Mahasiswa Magister, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button