Kesehatan

Turunkan Angka Stunting, Kemenkes Berikan TTD pada Ibu Hamil

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan penurunan angka stunting melalui gerakan ibu hamil sehat. Upaya ini juga termasuk dalam intervensi spesifik stunting sebelum kelahiran.

Target penurunan angka stunting tahun 2024 adalah 14% dari 24,4% tahun 2021 atau sekitar 3,5% per tahun sesuai dengan target Presiden Jokowi.

Pemerintah juga telah memetakan ada 12 Provinsi prioritas penurunan stunting yang memiliki jumlah atau prevalensi tertinggi stunting.

Intervensi spesifik stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran. Data Reiskesdas tahun 2018 menunjukkan ada 23% bayi yang lahir di Indonesia dalam keadaan stunting.

Hal itu dipengaruhi oleh kondisi gizi ibu hamil sejak masa remaja, termasuk tingginya anemia pada ibu hamil dan remaja putri.

Usai lahir, angka stunting meningkat siginifikan pada usia 6 – 23 bulan sebesar 1,8 kali. Hal ini dikarenakan kurangnya asupan protein hewani serta pola pengasuhan makanan yang tidak tepat.

“kita ingin pastikan bahwa angka 23% ini turun melalui gerakan ibu hamil sehat. Kita saat ini fokus pada sebelum lahir sehingga awal kehidupan bisa diawali dengan baik untuk anak kita,” kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Dr.Maria Endang Sumiwi.

Intervensi spesifik tersebut meliputi intervensi yang dilakukan sebelum lahir dan setelah lahir.

Intervensi spesifik sebelum lahir akan dilakukan pada remaja putri dan ibu hamil serta setelah lahir pada balita.

“Tertutama kalau stunting kita sangat ingin mengejar pada 1000 HPK. Jadi kita pastikan sejak awal kehidupan semua faktor pertumbuhan terpenuhi,” kata Endang.

Namun, berdasarkan data Riskesdas 2018, sebanyak 48,9% ibu hamil mengalami anemia, sebanyak 17,3% ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis (KEK).

Selain itu, sebanyak 28% ibu hamil memiliki risiko komplikasi persalinan yang dapat menyebabkan kematian.

Lebih lanjut, Dirjen Kesehatan itu mengatakan, kondisi ini yang ingin dicegah melalui gerakan ibu hamil sehat.

“Intervensi spesifik dilakukan melalui ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah selama kehamilan,” ucapnya.

Kata dr Endang, ibu hamil juga mengonsumsi makanan sesuai rekomendasi serta ibu hamil kurang gizi akan mendapatkan asupan gizi tambahan.

Hal tersebut diberikan dan dipantau melalui pemeriksaan kehamilan rutin dan kelas ibu hamil.

Dia juga berharap 10 ribu Puskesmas dan layanan kesehatan lain, serta 1 ribu tempat umum kompak melaksanakan kampanye gerakan ibu hamil sehat, termasuk tempat – tempat di mana ibu hamil bekerja.

Ke depan, gerakan ibu hamil sehat ini akan menjadi milik masyarakat untuk mendukung calon ibu mulai dari proses kehamilan agar ibu yang terhindar anemia dan bayi lahir terhindar dari stunting. (Kemkes.go.id)

(Editor: Abdul Hadi)

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button