Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Agrobisnis yang akan dibentuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten bisa menjadi eksportir bagi produk pertanian dari Banten. Ekspor komoditas pertanian itu dilakukan melalui pelabuhan yang ada di Banten.
“Ekspor melalui pelabuhan yang ada di Banten diyakini akan memiliki dampak positif bagi pertumbuhan wilayah akibat bergeraknya rantai ekonomi dari petani (komoditas pertanian), pedagang, pengekspor hingga menambah cadangan devisa bagi negara. Bagi pemerintah daerah, percepatan gerak perekonomian itu juga memunculkan berbagai kemungkinan untuk menarik pajak dan retribusi yang sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan,”kata Andika Hazrumy, Wakil Gubernur Banten, Kamis (15/8/2019).
Rencananya, rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang BUMD Agrobisnis akan disahkan dalam sidang paripurna DPRD Banten pada akhir Agustus 2019. Raperda ini diajukan setelah Pemprov Banten melakukan revisi atau perbaikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022.
Revisi dilakukan karena sejumlah program unggulan belum masuk ke RPJMD, di antaranya pembentukan BUMD dan penataan Kawasan Banten Lama.
Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy mengatakan, pembentukan BUMD Agrobisnis Provinsi Banten selain bisa meningkatkan kesejahteraan para petani di Banten karena bisa memiliki nilai tambah dari produksi pertanian, juga menjadi salah satu bagian dari solusi menekan laju inflasi daerah di Provinsi Banten.
Baca:
- Sebanyak 9,5 Ton Buah Manggis Pandeglang Dilepas Ekspor Ke China
- Gula Aren Banten Bakal Diekspor Ke Manca Negara
- Menperin: Ekspor Alas Kaki Naik Jadi 5,11 Miliar USD Tahun 2018
“Permasalahan di Banten ini dari sisi pasokan kebutuhan pokok dan juga kelancaran distribusi. Maka pembentukan BUMD agrobisnis, pasar induk dan pergudangan bisa menjadi solusinya. Termasuk Dinas Pertanian akan membentuk ‘Rice Centre’ di Pandeglang, bisa menjadi solusi dari permasalahan ini,” katanya.
Sebelumnya, sebanyak 719 metrik ton (MT) atau senilai Rp4,5 miliar komoditas pertanian asal Banten diekspor ke China, Filipina dan Thailand. Komoditi itu berupa rumput laut, tepung gandung dan pati jagung. Ekspor itu melalui Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera (KBS) milik Krakatau Steel Group (Baca: Sebanyak 719 Ton Komoditas Pertanian Banten Diekspor Ke Tiga Negara).
Bukti Banten Siap Ekspor
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banten, Babar Suharso mengatakan, ekspor komoditas pertanian ke tiga negara melalui Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera (KBS) membuktikan Banten memiliki fasilitas yang siap untuk mengekspor berbagai komoditas.
“Sebenarnya kita tidak perlu melalui Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta. Artinya dengan memanfaatkan pelabuhan yang ada, rantai pengiriman barang bisa lebih dekat dengan para produsen baik sektor pertanian maupun industri. Tinggal pemerintah daerah harus mendorong para produsen untuk mengekspor melalui fasilitas yang ada di Banten, terutama produk pertanian,” kata Babar Suharso, Kadisperindag Banten yang dihubungi MediaBanten.Com via telepon, Kamis (15/8/2019).
Kadisperindag Banten, Babar Suharso mengatakan, Pemprov Banten dan pemerintah kabupaten/ kota perlu memikirkan cara untuk memberikan kemudahan kepada pengusaha dan BUMD untuk mengekspor melalui pelabuhan yang ada di Banten. Kemudahan itu mulai dari perizinan, fasilitasi para petani agar menanam komoditas yang diminati negara-negara lain, memberikan pelatihan kualitas dan pengemasan produk hingga permodalan. “Semuanya harus terintegrasi,” katanya.
“Tantangannya adalah bagaimana BUMD ini bisa menjadi pengekspor komoditas pertanian. Komoditas itu berasal dari produksi para petani di Banten seperti yang dibuktikan kemarin,” kata Babar Suharso. (IN Rosyadi)