EdukasiWisata

Firdaus: Eksvakasi Banten Lama Temukan Pondasi Menuju Alun-alun dan Museum

Tim Eksvakasi (penggalian) dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten menemukan arah pondasi bagian istana yang mengarah ke utara yang menuju Museum Banten dan ke arah barat menuju marmer taman di depan Alun-alun Masjid Banten Lama yang ada Payung Madinah.

“Jika eksvakasi ini terus berjalan, saya yakin ini bakal membongkar marmer taman di depan Alun-alun Masjid Banten Lama yang ada payung Madinah yang dibangun Pemprov Banten dalam rangka merevitalisasi Banten Lama. Sedangkan ke arah utara, ini akan membongkar daerah di sekitar Museum Banten,” kata Firdaus Ghozali, mantan anggota DPRD Kota Serang yang berkunjung ke lokasi eksvakasi, Rabu (4/9/2019).

Selain pondasi bangunan yang sudah saling melapis, juga ditemukan artefak unik seperti cangklong yang tidak memiliki kepala, batu besar di atas pondasi yang berlobang di atasnya, uang Kerajaan Banten yang terbuat dari perunggu, berbagai keramik dari Eropa mapun China dan sebagainya. Bahkan, ditemukan kerangka manusia.

Sementara ini, para penggali yang berasal dari arkeolog dan mahasiswa masih berbeda tafsir dengan temuan pondasi bangunan tersebut. Apalagi ditemukan batuan besar yang berbentuk yoni (bulat dan bagian tengah berlubang). Batu besar itu dibagian samping kiri dan kanannya mengecil mirip pinggang manusia.

Baca:

Paseban Agung

Ada yang menafsirkan pondasi itu merupakan “Paseban Agung” atau tempat menerima tamu-tamu Sultan. Mereka datang dengan menggunakan perahu kecil untuk sampai di paseban tersebut. Batu itu merupakan tempat mengingkat (sandar) perahu tamu agung.

Namun ada juga yang menafsirkan batu itu merupakan peninggalan pra-Islam, karena Yoni merupakan lambang kesuburan. Di tempat itu juga sebelummya ditemukan patung Nindi yang sudah terpotong di beberapa bagian. Patung Nindi atau Sapi merupakan kendaraan Dewa Shiwa yang merupakan kepercayaan Hindu Shiwa yang dianut masyarakat Banten sebelum Islam.

Firdaus Ghozali, mantan anggota DPRD Kota Serang mengingatkan kepada Pemprov Banten dan Pemkot Serang agar berhati-hati dalam melakukan penataan Kawasan Banten Lama. Sebab, pada zona inti diyakini masih banyak artefak-artefak terpendam yang jika ditemuka bisa menggambarkan peradaban Kesultanan Banten.

“Yang terpenting adalah ada rekomendasi dari BPCB Banten. Saran para ahli arkeolog itu ya dipatuhi, jangan memaksakan kehendak yang pada akhirnya justru penataan kawasan ini berubah menjadi menghilangkan nilai sejarah dan keperbukalaan,” kata Firdaus Ghozali. (IN Rosyadi)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button