Internasional

Lagi Pembakaran Al Quran di Denmark dan Swedia

Sejumlah negara-negara Teluk (Jazirah Arab) memanggil pulang diplomatnya dari Swedia dan Denmark setelah secara beruntun terjadi pembakaran Al Quran yang terkesan dibiarkan oleh pemerintah setempat.

Pada hari Jumat (21/7/2023), seorang pria membakar sebuah buku yang diklaim sebagai Al-Quran di depan Kedutaan Irak di ibu kota Denmark, Kopenhagen.

Kementrian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan pernyataan kecamatan keras dan ketidakpuasan atas kegagalan pemerintah setempat mengambil langkah untuk mencegah terulangnya insiden pelanggaran terhadap kesucian Islam berupa pembakaran Al Quran.

Penodaan Al-Qur’an oleh kelompok-kelompok ultranasionalis di Swedia baru-baru ini telah memicu kemarahan yang meluas di kalangan masyarakat internasional.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan, kelompok ekstrimis di Denmark membakar salinan Al-Quran, meneriakkan slogan-slogan kebencian dan rasisme terhadap Islam dan Muslim.

Kementerian mengungkapkan kecaman Kerajaan dalam istilah terkuat dari tindakan yang menghasut kebencian dan kekerasan antar agama, dan memperingatkan agar tidak mengulangi tindakan provokatif ini.

Ini memengaruhi jutaan Muslim di seluruh dunia dan “merupakan pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan norma internasional.”

Jassem Albudaiwi, Sekretaris Jenderal Dewan Kerjasama Teluk (OKI) juga menyatakan kecaman keras dan kecaman atas pembakaran dan penodaan salinan Alquran di Kopenhagen.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Sabtu, dia mengatakan bahwa kelanjutan dari tindakan keji dan perilaku tidak bertanggung jawab ini mencerminkan ekstremisme dan kebencian terhadap agama.

Dia meminta Denmark untuk mengambil tindakan segera untuk meminta pertanggungjawaban ekstremis tersebut sesuai dengan hukum internasional, perjanjian dan norma yang melindungi dan melestarikan agama.

Kuwait juga mengutuk insiden baru-baru ini dan mengatakan tindakan provokatif ini memperdalam kebencian, memicu ekstremisme, dan menyinggung umat Islam di seluruh dunia.

Kementerian Luar Negeri Kuwait mendesak pemerintah Denmark untuk mengungkapkan motif di balik tindakan tercela ini dan mengambil semua tindakan hukum yang diperlukan untuk menghentikan tindakan dan perilaku yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Ia juga meminta pemerintah Denmark untuk bekerja mencegah terulangnya tindakan semacam itu dan meminta pertanggungjawaban pelaku dengan alasan bahwa kebebasan berekspresi tidak boleh digunakan untuk menghina Islam dan semua agama.

Tunisia mengeluarkan pernyataan serupa dan meminta semua negara untuk menghormati kesucian agar “kejahatan keji” yang bertentangan dengan nilai-nilai koeksistensi dan toleransi tidak terulang kembali untuk menyulut ekstremisme dan terorisme. (Rosyadi)

Editor Iman NR

*) Berita ini disadur dari Arab News berjudul Saudi Arabia condemns insufficient prevention of Islamic sanctities violations.

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button