Internasional

MSF: Stop Serangan Israel di Rafah, Itu Bencana Besar Kemanusiaan

Direktur Jenderal Medecins Sans Frontieres (MSF), Meinie Nicolai meminta serangan Israel di Rafah adalah bencana besar yang tidak boleh diteruskan.

Pemboman udara yang terus berlanjut telah menyebabkan lebih dari satu juta orang, sebagian besar tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara, mengalami peningkatan dramatis dalam jumlah korban jiwa.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza, dan pengungsian paksa terus mendorong orang-orang ke Rafah, di mana mereka terjebak tanpa pilihan,” kata Meinie Nicolai, Direktur Jenderal MSF dalam siaran pers yang disampaikan LO MSF Indonesia, Sabtu (10/2/2024).

Sejak 7 Oktober 2023, tim medis dan pasien kami telah terpaksa mengungsi dari sembilan fasilitas layanan kesehatan berbeda di Jalur Gaza, akibat serangan dari tank, artileri, jet tempur, penembak jitu, dan pasukan darat, atau karena perintah evakuasi.

“Staf medis dan pasien telah ditangkap, disiksa, dan bahkan dibunuh,” kata Meinie Nicolai.

Semua kejadian ini terjadi di bawah sorotan pemimpin dunia. Saat ini, bekerja di Gaza hampir tidak mungkin dilakukan, karena segala upaya kami untuk menyelamatkan nyawa warga Palestina telah diabaikan oleh sikap dan tindakan permusuhan Israel.

Kebutuhan akan bantuan sangat besar, dan situasi ini membutuhkan respons kemanusiaan yang lebih besar lagi.

“Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk segera menghentikan serangan ini, dan kepada semua negara yang mendukungnya, termasuk Amerika Serikat, untuk mengambil tindakan nyata guna mencapai gencatan senjata yang menyeluruh dan berkelanjutan. Retorika politik saja tidak cukup,” katanya.

Sebelumnya, Médecins Sans Frontières / Doctors Without Borders (MSF) menyesalkan situasi masyarakat di Khan Younis, Gaza Selatan, Palestina tidak punya pilihan untuk berobat jika ada banyak orang yang terluka akibat perang (Baca: RS Nasser di Gaza Selatan Lumpuh, MSF Sesalkan Serangan Israel).

Rumah Sakit (RS) Nasser yang merupakan fasilitas kesehatan terbesar kini lumpuh dalam pertempuran sengit dan pemboman tentara Israel.

Sebagian besar staf rumah sakit, bersama dengan ribuan pengungsi yang mencari perlindungan di rumah sakit, melarikan diri pada hari-hari menjelang perintah evakuasi di daerah sekitarnya oleh pasukan Israel.

Kapasitas bedah rumah sakit kini hampir tidak ada, dan segelintir staf medis yang tersisa di rumah sakit harus menghadapi persediaan yang sangat sedikit dan tidak cukup untuk menangani kejadian yang menimbulkan korban massal – gelombang besar orang yang terluka.

Antara 300 dan 350 pasien masih berada di rumah sakit Nasser, tidak dapat dievakuasi karena terlalu berbahaya dan tidak ada ambulans. (Cici Riesmasari – LO MSF Indonesia)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button