Pemerintahan

Menkes Budi : Pemimpin Tak Banyak Wancana, Apa Maksudnya ?

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi minta kepada peserta pelatihan kepemimpinan Kementerian Kesehatan untuk lebih banyak bekerja daripada wancana.

Sebab itu, pihaknya akan membangun ekosistem mekanisme pendidikan tidak hanya difokuskan pada ruang kelas, melainkan juga implementasi langsung di tempat kerja masing – masing.

‘Jadi pemimpin itu jangan cerita banyak eksekusi dikit. Pemimpin harus menghasilkan sesuatu jangan terlalu banyak omong dan cerita, jadi kerja itu sampai selesai,” ujar Menkes Budi, di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta.

Dikatakan Menkes Budi, pemimpin bukan sekedar mendelegasikan pekerjaan ke bawahannya, namun harus memastikan sendiri proses pekerjaan berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Salah satu tugas sebagai pemimpin adalah pilih anak buah yang terbaik. Kata Budi, pemimpin yang baik tidak mungkin bekerja sendiri, dia harus bisa bekerja dengan orang yang terbaik.

“Jadi pilih orang yang terbaik, mesti rekrut sendiri, tidak boleh didelegasikan,” tandas Menkes Budi.

Menjadi pemimpin harus amanah dan berhati baik. Dijelaskan Budi, baik itu bukan artinya lemah, bukan pula yang selalu memberikan yang diinginkan, tapi pemimpin yang benar – benar dan memiliki tujuan.

Tak hanya itu, Menkes Budi juga berikan pesan penting untuk menjadi seorang pemimpin yang terbaik.

Pertama, kata Menkes Budi, mengenai pendidikan. Dia menyebut ada 3 jenis pendidikan yang ada yaitu pendidikan fisik, pendidikan akal, dan pendidikan hati.

Pendidikan fisik merupakan pendidikan yang paling dasar dan paling relatif lebih mudah, yaitu belajar bergerak saat kecil, dan berolahraga untuk menjaga kesehatan.

Setingkat lebih tinggi lagi ada pendidikan akal, contohnya belajar matematika, ilmu pengetahuan, ilmu sosial.

Sementara itu, Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta menggelar Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II untuk Penjabat Pimpinan Tinggi (JPT) Prtama di lingkungan Kemenkes.

Diharapkan Kemenkes, peserta menjadi pemimpin strategis yang dapat memobilisasi seluruh potensi pemerintah dan masyarakat, guna meningkatkan daya saing bangsa dan percepatan pembangunan nasional secara adil dan merata.

Selain itu, JPT Pratama memainkan peranan yang sangat menentukan dalam menetapkan kebijakan strategis instansi, memimpin bawahan dan seluruh Pemangku Kepentingan strategis untuk melaksanakan kebijakan tersebut secara efektif dan efisien.

Tugas ini menuntutnya memiliki kemampuan kepemimpinan strategis, yaitu kemampuan dalam merumuskan kebijakan strategis dan kemampuan mempengaruhi pejabat struktural dan fungsional dibawahnya termasuk pemangku kepentingan lintas sektor lainnya untuk melaksanakan kebijakan strategis yang telah ditetapkan.

Editor : Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button