Pemeriksaan Antenatal Care di Banten Demi Tekan Stunting
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten meningkatkan pemeriksaan Antenatal Care atau ANC demi kesehatan ibu dan anak. Tujuannya menekan prevalensi stunting serta kematian ibu dan anak.
“Jadi bukan hanya meningkatkan jumlah pemeriksaan Antenatal Care, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan,” ungka Ati Pramudji, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Banten dalam rilis yang diterima MediBanten.Com, Jumat (17/8/2023).
Pernyataan itu disampaikan Kadis Kesehatan Banten, Ati Pramudji Hastuti usai membuka Rapat Koordinasi Teknis Kesehatan Masyarakat yang diikuti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota se-Provinsi Banten, perwakilan Puskesmas dan dan pihak lainnya.
Dijelaskan, ANC adalah pelayanan pemeriksaan kesehatan yang ditujukan kepada ibu hamil untuk memastikan bahwa ibu serta janin dalam kondisi sehat selama masa kehamilan.
ANC mencakup identifikasi risiko, pencegahan komplikasi kehamilan, serta edukasi dan promosi.
Ati mengatakan, permasalahan kesehatan masyarakat harus menjadi perhatian bersama, sehingga hal itu perlu dilakukan percepatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu dan anak serta seluruh usia produktif hingga lansia.
“Terutama bagaimana menekan angka kematian ibu dan bayi sampai pada prevalensi stunting,” katanya.
Dikatakan, saat ini masih menyisakan waktu sekitar 1 tahun 4 bulan untuk menurunkan angka prevalensi stunting di bawah 14 persen.
Kata Ati, rapat koordinasi tersebut juga bertujuan guna menyamakan persepsi dan memberdayakan dari seluruh peran sektoral hingga tingkat Desa.
“Pentingnya pemberdayaan dari seluruh komponen yang ada, semua saling keterkaitan. Oleh karenanya dengan pertemuan rapat teknis ini diharapkan tentu bagaimana dapat menukik langsung pada keluarga untuk mengintervensi terhadap kesehatan masyarakat,” tuturnya.
Ati menuturkan saat ini terkait program kesehatan ibu dan anak, pihaknya terus berupaya memberikan kualitas pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
“Kemudian, kita akan mempersiapkan tahun depan program pengenalan keragaman pangan lokal bagi penderita stunting yang memiliki gizi kurang dan gizi buruk,” imbuhnya.
Ati berharap ke depannya dapat menekan angka kematian ibu dan anak serta menekan prevalensi stunting di Provinsi Banten.
“Harapan ya percepatan nanti di tahun 2024 kesehatan ibu dan anak menjadi lebih baik, angka kematian ibu dan anak menjadi turun dan juga angka prevalensi stunting ini turun,” tandasnya.
Dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa materi yang disampaikan diantaranya, Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir, Sosialisasi Integrasi Layanan Primer serta Penyusunan RTL. (Biro Adpim Banten)
Editor Iman NR