Politik

PKS Banten Akan Usung Kader Perempuan di Pilkada

Ketua Dewan Perwakilan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Banten, Sanuji Pentramarta mengatakan bahwa pihaknya akan mengusung kader perempuan, dalam perhelatan Pilkada di tiga Daerah di Provinsi Banten.

“Kita ingin perempuan lebih melek politik, sebab undang-undang sendiri telah mengamanatkan, agar ada keterwakilan 30 persen wanita,” katanya saat ditemui usai rapat koordinasi Bidang Permpuan dan Ketahanan Keluarga DPW PKS Banten, di Kantor DPW PKS Banten, Kota Serang, Sabtu (1/2/2020).

Sanuji memandang, pemimpin perempuan di Provinsi Banten sangat strategis. Sebab empat daerah dari delapan Kabupaten/Kota di Banten dipimpin oleh perempuan. Diantaranya seperti, Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, dan Kota Tangerang Selatan.

“Setengah pemimpin daerah di Banten itu perempuan. PKS juga menyiapkan kader perempuan untuk masuk di eksekutif,” katanya.

Mendukung Incumbent

Sanuji menyebutkan, di Kota Tangsel pihaknya memiliki kader seperti Siti Khodijah, dan Kota Cilegon ada Nurotul Uyun. Sementara Kabupaten Pandeglang pihaknya mendukung Incumbent (Irna Nurlita). Adapun untuk di Kabupaten Serang, pihaknya telah sepakat untuk mengusung Najib Hamas.

“Kita dorong mereka (kader perempuan) berpasangan untuk menjadi Bupati, Walikota, ataupun Wakilnya,” ujarnya.

Kendati demikian kata Sanuji, pihaknya belum menentukan kadernya akan berpasangan dengan siapa dan sebagai apa. Namun yang jelas, DPW PKS Banten ingin mempersembahkan kadernya menjadi pemimpin daerah.

Sementara Muni Yuliarni, Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPW PKS Banten mengatakan, dari empat daerah di Banten yang dipimpin oleh perempuan sejauh ini cukup bagus. Seperti halnya di Tangerang Selatan, dari sisi pendidikan dan kesehatan sudah ada perbaikan.

“Untuk wilayah lain juga cukup baik, kita akan melihat kedepan. Apakah akan dipertahankan, atau kita akan mengusulkan kader (PKS),” ungkapnya.

Lanjut dia, dalam programnya telah direncanakan pendidikan politik, agar kaum wanita memahami bahwa politik bisa dimulai dari urusan dampur sampai ke pemerintahan.

“Dipendidikan, pekerjaan itu ada sebagian besar masalah-masalah berkaitam dengan perempuan. Kita harus sudah melek, bahwa politik itu hanyalah siasat, hanyalah taktik dalam merencanakan sesuatu agar lebih baik lagi,” ujarnya. (Sofi Mahalali)

Iman NR

Back to top button