Rumah Hancur Akibat Banjir Kota Serang, Begini Curhatnya
Banjir di sekitar Banten Lama sudah mulai surut, meski hingga saat ini di beberapa titik pemukiman masih tergenang air setelah peritiwa banjir Kota Serang yang menelan korban 5 orang dan 3.500 orang mengungsi.
Udin, salah seorang warga di sekitar Banten Lama, tepatnya di Kampung Kebalen 2, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen mengaku rumahnya hancur.
“Ini rumah saya hancur akibat banjir, hanya beberapa barang saja yang bisa diselamatkan,” ucap Udin saat ditemui di rumahnya, Rabu (2/3/2022).
Dia mengaku bingung mau ngapain, sebab rumahnya hancur hampir keseluruhan.
“Sudahmah orang tidak punya. Ditambah rumahnya hancur. Barang-barang juga pada hilang, buku pelajaran saja pada basah, sebagian hanyut,” ujarnya.
Atas kejadian itu, dia mengaku bingung mau ngapain sebab dirinya sudah tidak memiliki apa-apa lagi. “Iyah bingung mau ngapain. Saya harap pemerintah bisa membantu kami,” katanya.
Sebelumnya, Walikota Serang, Syafrudin mengumumkan bahwa akibat banjir yang melanda Kota Serang saat ini, terdapat ribuan orang mengungsi (Baca: Banjir Kota Serang: Lima Meninggal dan 3.500 Orang Mengungsi).
“Jumlahnya ada 43 titik. 1500 Kepala Keluarga (KK) terdampak, 3500 orang mengungsi dan 5 orang meninggal,” ucap Syafrudin saat konferensi pers pada Selasa (1/3/2022).
Syafrudin menjelaskan, 5 orang meninggal dunia tersebut 3 orang merupakan anak-anak yang terseret arus.
“Jadi 5 orang meninggal, 3 hanyut anak-anak, 1 kesetrum dan 1 lagi terkena longsor,” jelasnya.
Dia menceritakan ketika meninjau lokasi banjir, bahkan ada keluarga yang terisolir di atas genting.
“Di Kasemen itu jam 2 ada yang masih di atas genteng. Tapi setelah dievakuasi jam 4 sudah bisa turun,” ujarnya.
Syafrudin mengaku, banjir sebesar ini baru pertama kali terjadi di Kota Serang, paling biasanya di beberapa titik saja dan itu tidak tinggi kedalamannya.
“Januari saja pas hujan gede paling genangannya 60 Cm, tapi ini pertama kali hampir semua kecamatan terdampak,” katanya.
Syafrudin menambahkan, penyebab terjadinya banjir tersebut pertama, karena curah hujan tinggi, yakni hujan dari jam 10 malam sampai jam 10 siang.
“Selain itu, kali Cibanten mengalami pendangkalan . Cibanten meruoakan tanggung jawab Satker C3. Saya sudah beberapa kali mengusulkan untuk dinormalisasi tapi sampai sekarang belum ada,” katanya.
Selanjutnya, jelasnya, kemungkinan waduk Sindang Hela tidak bisa menampung debit air.”Kemungkinan jebol, sebab sebekumnya tidak pernah terjadi,” ujarnya.
Atas kejadian itu, sambungnya, Pemkot Serang menetapkan status tanggap darurat, mulai dari hari ini sampai 5 Maret 2022.
“Berarti ketika sudah ditetapkan tanggap darurat, Pemkot Serang harus mengeluarkan dana Bantuan TakTerduga (BTT),” jelasnya.
Dia mengaku, di setiap kecamatan terdapat posko, kemudian untuk posko utama terdapat di Gedung Juang.
“Sekarang ini saya berharap warga tidak usah pulang dulu ke rumah, karena khawatir akan ada peningkatan kubik air,” katanya.(Reporter: Hendra Hermawan / Editor: Iman NR)