Ekonomi

30 Hektar Padi di Walantaka Dinyatakan Puso Akibat Banjir

Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Serang membenarkan 30 hektar sawah yang tumbuh padi dinyatakan puso atau gagal panen di Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang akibat banjir yang terjadi beberapa hari lalu.

Tanaman padi yang rusak dan menyebabkan gagal panen itu berkisar 30 hari hingga 70 hari. Kerugian ditaksir Rp180 juta.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana mengatakan, lahan pesawahan tersebut terendam banjir hampir 10 hari, terhitung sejak 2 Maret 2022.

Banjir berasal dari aliran Sungai Rawa Danau yang meluap, usai diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Hari ini, kami terima data terakhir yang puso ada 30 hektar di Mancak. Total persawahan yang terendam, ada sekitar 100 hektar,” kata Zaldi Dhuhana, Kadistan Kabupaten Serang.

Dari 100 hektar itu, ada 70 hektar yang selamat yang berarti tidak mengalami kegagalan panen. Luasan lahan itu berada di Pemengkang, Kramatwatu. “Banjir yang terjadi itu berupa limpasan. Pagi hari banjir, sore harinya surut,” ujarnya.

Dikatakan Zaldi, sawah yang gagal panen atau puso akan diberikan bantuan berupa benih dan asuransi usaha tadi padi bagi yang belum ikut asuransi.

“Sekarang ini masih terlihat ada hujan, Insya Allah bisa langsung panen setelah mendapatkan bantuan benih. Ini bisa segera ditanam,” katanya.

Kata Zaldi, kerugian akibat puso itu jika dikalikan sebanyak Rp 6juta per hektar dengan luasan lahan yang puso tersebut, maka secara keseluruhan kerugian mencapai Rp 180 juta.

Diakui Zaldi, pada peristiwa banjir kali ini luas lahan persawahan yang terendam termasuk paling besar. Karena efeknya sampai ke wilayah Kota Serang.

“Dulu di daerah Ciujung di aliran Bendung Pamarayan, pernah banjir dan pernah puso. Tapi sekarang terbesar,” imbuhnya. (Reporter: M Uqel / Editor: Iman NR)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button