Pemerintahan

Jokowi Minta Birokrasi Jangan Terbelit, Harus Lincah dan Cepat

Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas), Kepala Negara juga meminta agar birokrasi di tanah air berdampak, tidak berbelit – belit, lincah, dan cepat.

Rapat Terbatas itu membahas percepatan transformasi dan keterpaduan layanan digital, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/06/2023).

“Arahan Bapak Presiden birokrasi harus berdampak, birokrasi tidak boleh lagi berbelit – belit dengan tumpukan kertas. Oleh karena itu, beliau berharap ini birokrasi menjadi lincah dan cepat,” tandas Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas dalam keterangan pers usai ratas.

Untuk membuat birokrasi lebih lincah, Kementerian PANRB telah melakukan pemangkasan klasifikasi jabatan ASN, dari awalnya 3.414 klasifikasi jabatan menjadi 3 kelompok jabatan saja.

Selain itu, ASN juga kini bisa berpindah lintas rumpun, serta adanya penyederhanaan proses bisnis layanan kepegawaian.

“Layanan kenaikan pangkat dari 14 tahap kita pangkas jadi 2 tahap tadi kami laporkan kepada Bapak Presiden ini dikerjakan oleh teman-teman BKN,” ujar Anas, dikutip dari Setkab, Selasa (13/06/2023).

“Layanan pensiun dari 8 tahap sekarang tinggal tiga tahap. Layanan pindah instansi dari 11 tahap sekarang menjadi tiga tahap. Ini contoh yang diharapkan oleh Bapak Presiden yang segera dieksekusi oleh kementerian lembaga khususnya Kemenpan RB terkait dengan layanan kepegawaian,” ujarnya menambahkan.

Penyesuaian pun dilakukan dari segi regulasi yang lebih sederhana, dari awalnya 1.000 aturan menjadi hanya 1 Peraturan Pemerintah (PP) yang berisi gabungan aturan tentang ASN.

Menurut Anas, banyaknya aturan tersebut juga menghambat birokrasi menjadi kelas dunia.

“Maka atas saran Bapak Presiden kami pangkas ini sekarang dari 766 DIM (daftar inventarisasi masalah) tersisa 48 DIM terkait dengan pemberhentian, upaya banding, dan korps profesi pegawai dan 85 DIM terkait dengan kesejahteraan, ini sedang dibahas melalui simulasi dengan Kementerian Keuangan. Kalau ini selesai maka PP ASN ini akan segera selesai,” ungkapnya.

Selain itu, penilaian reformasi birokrasi di kementerian dan lembaga juga kini lebih sederhana, dari awalnya terdapat 259 komponen pertanyaan dan unggahan ribuan dokumen, kini menjadi hanya 26 dampak.

Menteri PANRB berharap, dengan reformasi birokrasi yang bagus bisa turut berdampak pada penurunan kemiskinan dan peningkatan investasi.

“Jadi kalau RB-nya bagus kira-kira kalau kemiskinannya turun investasinya meningkat. Kalau dulu fokus di hulu sekarang kita fokus di hilir sehingga kita lebih berdampaknya bukan di tumpukan kertasnya. Selama ini orang kalau ngurus RB kadang harus ada konsultan di hotel bagaimana nilainya supaya naik? Sekarang tidak lagi, jadi langsung ke dampak sehingga rakyat bisa lebih merasakan,” tuturnya.

Editor : Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button