Kuliner

Ini Tips Menjalankan Bisnis Frozen Food Rumahan

Frozen food atau makanan beku bukan barang baru lagi di Indonesia. Sifatnya yang praktis membuat banyak orang mencarinya. Tak jarang pula orang menjadikannya sebagai salah satu ide bisnis rumahan.

Di masa pandemi Covid-19, khususnya saat pemerintah masih menerapkan penerapan sosial berskala besar (PSBB), frozen food menjadi primadona. Kebutuhan akan stok makanan yang awet dalam jangka waktu lama membuat banyak orang menjajal bisnis frozen food dari rumah.

Meski rumahan, bukan berarti bisnis frozen food bisa dilakukan sembarang. Inilah tips-tips dari sejumlah pebisnis rumahan mengenai tips-tips memulai bisnis frozen food.

1. Jangan banyak berpikir, eksekusi ide

Membuat bisnis rumahan memang antara gampang dan susah. Namun, terlalu banyak berpikir, justru bisnis yang sejatinya ingin Anda jalani tak akan juga terlaksana.

Baca:

“Jangan banyak mikir, cepat eksekusi,” ujar Amira Rinita, pengelola Tastybeberapa waktu lalu. Toko yang awalnya hanya fokus pada rendang paru dan daging ini, kini coba-coba meramaikan bisnis frozen food saat pandemi.

Untuk memulai bisnis, Amira menyarankan untuk segera mengeksekusi ide dengan survei bahan baku, cek pasar, atau cek supplier jika memang Anda tidak bisa menyediakan bahan sendiri.

Jangan lupa mencoba berbagai bahan yang didapat dari pemasok. Menurutnya, terlalu gegabah mengambil bahan dari pemasok bisa jadi bumerang untuk bisnis karena hasil akhir produk bisa saja tidak sesuai standar atau kualitas yang ditetapkan.

2. Maksimalkan freezer yang sudah ada

Saat berpikir soal makanan beku, tak pelak orang langsung berpikir soal freezer khusus atau boks penyimpanan makanan beku. Namun, sebenarnya freezer khusus ini belum begitu penting, apalagi di masa awal bisnis.

Alih-alih mencari freezer khusus, Amira menyarankan Anda untuk memanfaatkan area freezer di lemari pendingin yang sudah dimiliki. Sisihkan sedikit demi sedikit modal untuk membeli freezer khusus.

Baca:

3. Mulai dari yang terdekat

Pemasaran di era digital tak memerlukan modal berarti. Anda bisa memasarkan produk jualan Anda di grup WhatsApp keluarga, lingkungan rumah, hingga teman-teman dekat.

Jangan lupa juga untuk membuat dan mengelola akun Instagram khusus untuk dagangan Anda. Tak perlu segan meminta pembeli untuk memberikan kesannya setelah mencicipi produk jualan Anda di media sosialnya.

“Minta post di Instagram buat di-review. Promosi di lingkungan terdekat aja dulu. Kalau ada acara reuni juga bisa jadi ajang icip-icip sekaligus promosi,” kata Amira.

4. Kontrol ekspektasi

Anda tidak bisa berekspektasi langsung memperoleh keuntungan besar dari berjualan frozen food. Menurut Amira, keuntungan bisnis frozen food terbilang ‘tipis’. Namun, jika Anda konsisten, dari yang ‘tipis-tipis’ ini bisa menjadi besar.

Tak hanya soal keuntungan, ekspektasi juga menyangkut umpan balik dari pembeli. Beda lidah, tentu beda selera. Meski telah dipastikan aman, belum tentu pembeli sejalan dengan Anda.

Ilham Haqien, seorang pengelola salah satu bisnis dim sum area Jabodetabek, mengatakan bahwa selain berani mengeksplorasi rasa dan resep, Anda juga harus terbuka akan kritik.

“Sebaiknya menerima setiap masukan orang lain supaya bisa diterima pasar lebih luas lagi,” kata Ilham.

Baca:

5. Jaga kualitas

Meski bisnis frozen food hanya sampingan, kualitas tetap harus dijaga. Menjaga kualitas berarti menjaga kepercayaan pelanggan.

6. Catatan keuangan

Bisnis rumahan bukan berarti lepas dari pencatatan keuangan. Anda perlu menyiapkan catatan khusus terkait keluar masuk uang sekecil apapun terkait bisnis.

Amira menambahkan sebaiknya uang yang berhubungan dengan dagangan dipisahkan dengan uang pribadi. Pemisahan ini dilakukan agar Anda dapat mengontrol pengeluaran dan tahu berapa banyak yang dihasilkan. Keuntungan juga sebaiknya disimpan terlebih dahulu dan tak buru-buru digunakan.

7. Tak perlu malu

Pada akhirnya, bisnis apapun termasuk frozen food rumahan memerlukan kesungguhan hati. Satu hal yang pasti adalah tidak perlu malu.

Tak dimungkiri, rasa ragu dan malu pasti muncul saat menawarkan produk ke kerabat atau teman dekat. Namun, Amira menegaskan, justru modal rasa percaya diri-lah yang diperlukan. (IN Rosyadi)

Artikel ini dikutip utuh dari cnnindonesia.com. Lihat halaman aslinya, KLIK DI SINI

Iman NR

Back to top button