Kasus Covid Meningkat, China Lakukan Lockdown Parsial
Kasus Covid 19 di China kembali meningkat. Pemerintah China melaporkan dua kematian terbaru akibat terpapar virus corona, Senin (21/11/2022).
Melansir dari AFP, Selasa (22/11/2022) dua orang tersebut merupakan seorang wanita berusia 91 tahun dengan riwayat stroke dan penyakit Alzheimer.
Sedangkan, seorang lagi merupakan pria berusia 88 tahun dengan riwayat kanker, bronkitis, dan stroke, kata pihak berwenang setempat.
Pada akhir pekan lalu, Beijing juga mengumumkan kematian kasus covid pertama di China sejak Mei.
Pasien adalah seorang pria berusia 87 tahun yang kasus ringannya memburuk setelah dia tertular infeksi bakteri.
Senin (21/11/2022), Otoritas Ibu Kota China memperingatkan wilayahnya akan menghadapi kasus paling parah dari pandemi Covid-19.
“Kota ini menghadapi situasi pencegahan dan pengendalian yang paling kompleks dan parah sejak meluasnya virus Corona,” kata Liu Xiaofeng, Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kota Beijing.
Akibatnya, kini Beijing menutup bisnis dan sekolah di distrik yang terkena dampak paling parah dan memperketat aturan untuk memasuki kota.
Hal tersebut karena kasus infeksi meningkat lebih tinggi di Beijing dan secara nasional.
Melansir dari Reuters, Selasa (22/11/2022), Beijing melaporkan 962 infeksi baru pada Minggu, naik dari 621 sehari sebelumnya, dan 316 kasus lagi selama 15 jam pertama.
Beberapa wilayah di China, saat ini sedang memerangi banyak gejolak Covid-19. Mulai dari Zhengzhou di Provinsi Henan tengah hingga Chongqing di barat daya melaporkan 26.824 kasus lokal baru per minggu, mendekati puncak infeksi harian negara pada April.
Guangzhou, Kota Selatan berpenduduk hampir 19 juta orang yang sedang berjuang melawan wabah terbesar di China baru – baru ini.
Mereka pun memerintahkan penutupan selama lima hari untuk Baiyun, distrik terpadatnya.
Hal ini menangguhkan layanan makan malam dan menutup klub malam dan teater di kawasan bisnis utama kota.
Di beberapa lingkungan, sekolah telah diperintahkan untuk memindahkan kelas secara online dan karyawan kantor disuruh bekerja di rumah.
Sementara, kebijakan nol-COVID-19 secara umum juga menjaga jumlah kasus baru tetap rendah.
Pendekatan tersebut telah diuji dalam beberapa bulan terakhir dengan munculnya varian virus yang menyebar lebih cepat daripada yang dapat dipadamkan oleh pejabat.
Strategi tersebut juga menghambat pertumbuhan ekonomi, mengisolasi Beijing di panggung Internasional dan bahkan memicu protes yang jarang terjadi di negara di mana perbedaan pendapat secara rutin dihancurkan.
(*/Editor: Abdul Hadi)