Internasional

Rusia Ancam Yunani Jika Kirim Rudal S-300 ke Ukraina

Pemerintah Rusia bakal menganggap rencana Yunani untuk memberi Ukraina sistem rudal pertahanan udara S-300 yang diperoleh dari Moskow sebagai tindakan bermusuhan secara terbuka.

Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova pada Minggu (18/12/2022).

Dilansir dari Reuters, Rabu (21/12), Yunani telah mempertimbangkan untuk mengirim senjata era Soviet ke Kiev jika AS setuju untuk menggantinya dengan sistem Patriot MIM-104.

“Itu akan menjadi pelanggaran berat terhadap Rusia – Yunani perjanjian tentang kerja sama militer dan teknis,” ungkap Zakharova.

Dia menambahkan bahwa perjanjian tahun 1995 dan 2013 yang ditandatangani  oleh Moskow dan Athena di bidang ini.

“Secara eksplisit melarang Yunani untuk mengekspor kembali militer peralatan yang dipasok oleh Rusia tanpa persetujuan Moskow,” katanya.

Langkah tersebut juga akan bertentangan dengan posisi sebagian besar orang Yunani.

Kata dia, 70 persen orang Yunani menentang memompa Ukraina dengan senjata menurut jajak pendapat.

Survei yang dilakukan oleh penyiar Yunani Mega TV pada bulan Maret menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga orang Yunani menentang pengiriman peralatan militer ke Kiev.

Selain itu, Athena juga sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan sistem rudal pertahanan udara S-300 jarak jauh ke Ukraina yang ditempatkan di Pulau Kreta.

Menteri Pertahanan Yunani Nikolaos Panagiotopoulos mengungkapkan bahwa langkah tersebut akan dimungkinkan segara setelah AS menggantinya dengan Patriot.

“Jika Amerika Serikat memasang sistem Patriot di pulau itu dan setelah diintegrasikan, terhubung ke sistem pertahanan udara nasional. Maka S-300 dapat disingkirkan,” katanya.

Pernyataan baru – baru ini dapat dari Yunani yang menunjukkan perubahan posisi negara sejak Juni.

Pada saat itu, kata Nikolaos menyatakan bahwa Athena tidak akan mengirim sistem senjata S-300 ke Ukraina lantaran Athena membutuhkannya di dalam negeri.

Selain itu juga, Moskow telah berulang kembali memperingatkan Barat bahwa pengiriman senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik.

Desember ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Barat secara de facto telah mengubah Ukraina menjadi koloni.

Hal itu juga menggunakan Ukraina sebagai umpan meriam dan pendobrak melawan Rusia sambil memasoki senjata ke Kiev.

(Editor: Abdul Hadi)

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button