Opini

Kisah Petugas PLN Mengadu Nyawa di Tiang Listrik Demi Tetap Menyala

Menaiki anak tangga setinggi 5-8 meter yang bersandar di tiang listrik hingga bergelantungan di puncak tiang listrik menjadi tugas lazim yang kerap dilakoni para petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN).

OLEH: NUR SUHRA WARDYAH *)

Pemandangan yang biasa dijumpai di pinggir jalan itu tidak jarang menjadi tontonan warga, apalagi jika listrik dalam keadaan padam. Masyarakat berkerumun untuk menyaksikan langsung aksi para petugas benderang tersebut.

Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa para petugas ini mempertaruhkan nyawa demi memberikan performa kelistrikan terbaik bagi masyarakat. Bukan bertugas bukan hanya saat listrik padam, melainkan juga demi menjaga keandalan listrik dengan taruhannya nyawa.

Mereka adalah pasukan khusus PLN yang tergabung dalam Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Mereka bekerja bertaruh nyawa agar listrik tetap menyala, meski terjadi gangguan dan sedang dilakukan pemeliharaan instalasi kelistrikan. Ini agar masyarakat tetap dapat menikmati listrik sepanjang hari.

Salah seorang di antaranya ialah Nasrul, insan PLN dari Tim PDKB PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar). Berhadapan dengan listrik bertegangan tinggi dianggapnya sebagai risiko pekerjaan yang harus dilakoni.

Baginya, setiap pekerjaan memiliki risiko masing-masing, namun pekerjaan yang ia lakoni membuatnya bangga. Sebab, dari keringat yang menetes saat berhadapan dengan tugasnya, ia bisa mengukir senyum banyak orang.

Berkat keahlian dan nyali tinggi bergelantungan di tiang listrik, warga tidak gerah karena pendingin ruangan tetap menyala, bisa menonton tv di rumah, menerangi ruangan yang gelap. Itulah yang menjadi sederet hasil yang digambarkan Nasrul atas jerih payahnya menjaga listrik tetap menyala.

Kebanggaannya terhadap pekerjaan dengan risiko tinggi tersebut terbukti ia sudah 22 tahun mengabdi sebagai Tim PDKB di PLN UID Sulselrabar.

“Ada banyak tantangan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Kami juga harus siap mempertaruhkan nyawa agar listrik tetap menyala untuk kepentingan masyarakat luas,” ujar dia.

Kendati bertaruh nyawa, tidak gampang menjadi bagian TIM PDKB PLN. Disiplin dalam etos kerja serta tanggap dalam menangani gangguan listrik sekecil apa pun menjadi dasar dan modal para pasukan khusus PLN lewat pelatihan selama dua bulan.

Modal pelatihan ini menjadikan Nasrul dan kawan-kawannya mengaku siap untuk menjadi bagian dari kepeloporan transformasi organisasi dan mendukung energi yang berkelanjutan, andal, dan berkualitas.

Pasukan khusus PLN ini berbekal kompetensi atau keterampilan khusus yang telah disertifikasi layaknya prajurit yang memiliki kemampuan tempur istimewa dalam penugasan-penugasan berisiko tinggi.

Dijuluki sebagai pasukan khusus, Tim PDKB PLN merupakan orang-orang pilihan dengan kompetensi mampu bekerja dalam keadaan listrik bertegangan.

Pasukan ini terlatih melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian isolator, konduktor, maupun komponen lainnya pada jaringan listrik. Mereka memiliki kemampuan khusus dan berisiko tinggi untuk bekerja tanpa harus memadamkan aliran listrik.

PDKB merupakan tim yang dibentuk PLN dengan tujuan melaksanakan pekerjaan di jaringan tanpa memadamkan aliran listrik sehingga pelanggan PLN, baik itu rumah tangga maupun industri, dapat melaksanakan aktivitasnya meskipun jaringannya sedang dalam pemeliharaan.

Bencana Alam

PDKB PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) telah berdiri selama 27 tahun dan sudah diterjunkan ke berbagai medan serta ditugaskan dalam bantuan pemulihan listrik akibat bencana alam.

Di antaranya, gempa zbumi di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, gempa Bumi di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, cuaca buruk di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, dan gempa Bumi di Nusa Tenggara Barat.

Zulham Arifin, bagian dari Tim PDKB yang turut memulihkan listrik di wilayah Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, pada awal 2021 lalu berkisah bahwa timnya berjibaku selama sepekan untuk memastikan seluruh listrik pulih total.

Selain harus memulihkan listrik pada dua kabupaten yaitu Mamuju dan Mejene yang porak-poranda akibat gempa Bumi berkekuatan 6,2 SR kala itu, Tim PDKB juga dihadapkan pada krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19 yang masih marak.

Jadi, Tim PDKB memiliki beban lebih besar, yakni keadaan listrik lumpuh total dalam kondisi COVID-19 sehingga Tim PDKB harus bekerja ekstra-cepat untuk kembali memulihkan aktivitas masyarakat, khususnya pada sektor pelayanan kesehatan, termasuk mencek kondisi tiang listrik di jalur tersebut.

Selain itu, Tim Khusus PLN ini bukan hanya harus memastikan kondisi listrik kembali norma, namun juga memastikan kesehatan para anggota dalam keadaan prima di tengah gempuran virus Corona pada masa itu.

General Manager PLN UID Sulselrabar Moch Andy Adchaminoerdin mengakui bahwa dalam penugasannya, tim khusus PDKB bekerja dengan efektif dan selalu dapat menuntaskan pekerjaan dalam waktu relatif singkat, meskipun medan dan tantangannya cukup berat.

Secara nasional, pasukan khusus PDKB lahir pada 10 November 1995, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.

Maka tidak salah bila semangat kepahlawanan juga menjadi ciri pasukan PDKB yang siap mengambil risiko tinggi dalam pelayanan PLN, demi terlayaninya kepentingan kelistrikan nasional yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

PLN UID Sulselrabar memiliki delapan tim PDKB efektif yang beranggotakan 88 pasukan khusus, tersebar di Kota Makassar, Parepare, Palopo, Mamuju, Kendari, Bulukumba, dan Watampone.

Pasukan PDKB merupakan salah satu garda terdepan PLN dalam menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan listrik berkualitas dan berkelanjutan. Bahkan saat bekerja tanpa padam, tim PDKB memiliki kemampuan memperbaiki dengan metode sentuh langsung.

Andy menggambarkan tantangan PLN akan semakin besar. Untuk itu ia mengharapkan tim PDKB ini semakin solid, tangguh, serta berpegang pada nilai AKHLAK di dalam PLN.

“Sebagai pasukan elite PLN, PDKB menjadi unit yang paling diandalkan untuk menjaga pasokan listrik yang berkualitas,” ujarnya.

Meski tak banyak dikenal luas oleh masyarakat, PDKB senantiasa bekerja dengan profesional.

Di tangan mereka, pemeliharaan tower listrik dijalankan meski dengan kondisi arus listrik yang kuat. Ini yang membuat PLN mampu menghadirkan keandalan listrik bagi pelanggan.

Pasukan PDKB pun harus mengedepankan prinsip zero accident atau nihil kecelakaan, patuh pada SOP, mengutamakan tim kerja, dan berpegang teguh pada profesionalisme kerja.

Beberapa waktu lalu, PLN UID Sulselrabar juga telah menerjunkan Tim Khusus sebanyak 80 personel dalam Bakti PDKB 2023 sebagai upaya memelihara jaringan tegangan menengah (JTM) tanpa padam sekaligus peningkatan keandalan pasokan listrik di Kabupaten Jeneponto dan sekitarnya.

Dalam Bakti PDKB, PLN menerjunkan delapan tim khusus dari Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan yakni UP3 Makassar selatan, UP3 Makassar Utara, UP3 Kendari, UP3 Mamuju, UP3 Parepare, UP3 Palopo, UP3 Bulukumba, dan UP3 Watampone dengan total sebanyak 80 personel.

Kegiatan ini telah berlangsung selama 5 hari, mulai tanggal 22 sampai 26 Mei 2023 dan berhasil menyelamatkan 595.172,71 kWh atau setara dengan Rp632 juta di 277 titik.

Tim PDKB bertugas untuk melakukan pemeliharaan JTM dengan tegangan 20.000 Volt tanpa padam, dengan dua metode, yaitu sentuh langsung dan berjarak.

Sepanjang 2022, Tim PDKB berhasil menyelamatkan pendapatan kWh dalam melakukan pemeliharaan tanpa padam sebanyak 9.327.419,5 kWh atau setara dengan Rp10 miliar dari 5.170 titik, khususnya di Sulawesi Selatan pada Bakti PDKB.

Di tangan insan-insan profesional yang bekerja dalam senyap di ketinggian itulah masyarakat senantiasa merasa hidupnya terang-benderang. (**)

*) Nur Suhra Wardyah adalah wartawan dari LKBN Antara.

Artikel ini merupakan bagian dari kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button