Internasional

Paska Penembakan Texas, Biden: Loloskan UU Larangan senjata

Presiden AS Joe Biden meminta Kongres meloloskan undang-udang pengendalian atau larangan senjata api setelah beberapakali peristiwa penambakan, termasuk peristiwa di Mal Texas yang menewaskan 9 orang.

Larangan senjata ini, terutama melarang senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi, serta memberlakukan pemeriksaan latar belakang pembeli senjata.

Anggota DPR dan Senat terbelah dalam pelarangan senjata api, apakah akan meloloskan undang-undang tersebut atau tidak, demikian dilansir VOA yang dikutip MediaBanten.Com, Senin (8/5/2023).

Meski, jajak pendapat menunjukan, banyak orang Amerika setuju latar belakang pembeli senjata menjadi syarat yang harus dipertimbangkan.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengajukan permohonan serupa, mengatakan penyerang di mal Allen Premium Outlets di Allen, pinggiran utara Dallas menggunakan perlengkapan taktis dan dipersenjatai dengan senjata serbu gaya AR-15.

Penembakan massal telah menjadi hal biasa di Amerika Serikat, setidaknya 199 peristiwa penembakan sejak tahun 2016 hingga 2023.

Namun amandemen Kedua Konstitusi AS melindungi hak untuk memperoleh senjata dengan alasan untuk melindungi diri sendiri dari kejahatan di luarnya.

Namun bagi orang-orang Partai Republik ini menjadi masalah besar karena ditengarai jutaan donasi mengali dari kelompok dan produsen senjata untuk mendanai Partai Republik.

Gubernur Texas Greg Abbott, seorang Republikan mengatakan, penembakan itu sangat menghancurkan. Namun dia tidak berbicara soal pelarangan senjata. Katanya, untuk mengatasinya, maka harus ditangani kesehatan mental pemegang senjata.

Ada peningkatan dramatis dalam jumlah kemarahan dan kekerasan yang terjadi di Amerika. Kami sedang bekerja untuk mengatasi kemarahan dan kekerasan itu dengan mencari akar penyebabnya, yaitu mengatasi masalah kesehatan mental di baliknya,” kata Gubernur Texas.

Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer dan Demokrat lainnya menekankan perlunya mengesahkan undang-undang keamanan senjata yang lebih kuat untuk mengurangi kekerasan senjata.

Pada hari Sabtu, televisi menyiarkan ratusan orang dengan tenang berjalan ke luar dari mal, yang terletak sekitar 40 kilometer (25 mil) timur laut Dallas, setelah kekerasan terjadi, banyak yang mengangkat tangan saat sejumlah polisi berjaga.

Seorang saksi mata yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada televisi afiliasi ABC WFAA bahwa pria bersenjata itu berjalan di trotoar, kemudian menembakkan senjatanya dari luar mal. (Reuters / VOA)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button