Internasional

Pesepak Bola Iran Bakal Dihukum Mati, Ini Penyebabnya

Pemain Sepakbola Iran, Amir Nasr-Azadani, dijatuhi hukuman mati karena diduga mengampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya.

FifPro, Serikat pemain internasional, mengatakan terkejut dan muak dengan laporan tersebut dan menyerukan agar hukuman atas pesepak bola profesional itu dicabut.

Beberapa mantan dan pemain sepak bola saat ini di Iran telah menyerukan pembebasan Nasr-Azadani, yang sebelumnya bermain di untuk tim Rah-Ahan.

Tractor dan Gol-e Rayhan. Namun, mereka yang mewakili Iran di Piala Dunia 2022 di Qatar sejauh ini belum angkat bicara.

Ada protes anti-pemerintah yang meluas di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.

Wanita berusia 22 tahun itu meninggal dalam tahanan pada September setelah ditahan karena diduga tidak mengikuti aturan berpakaian wanita di negara tersebut.

Piala Dunia di Qatar, tim Iran berdiri diam ketika lagu kebangsaan dimainkan sebelum kekalahan 6-2 dari Inggris pada 21 November.

Gestur itu secara luas ditafsirkan sebagai sebagai bentuk ekspresi dukungan untuk protes atas tindakan keras pemerintahnya kepada pengunjuk rasa yang menyuarakan kebebasan perempuan di negara tersebut.

Pada Senin (12/12/2022), Kantor berita Mizan melaporkan orang kedua telah dieksekusi di depan umum pada minggu lalu, atas nama Majid Reza Rahnavard.

Menurut media pemerintah, dia dijatuhi hukuman mati setelah dinyatakan bersalah membunuh dua anggota pasukan keamanan Iran dan digantung di Kota Mashhad.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengutuk negara tersebut atas eksekusi Rahnavard.

“Kami mengecam perlakuan kejam ini dengan sangat keras, Hukuman keras ini dan sekarang eksekusi publik pertama dimaksudkan untuk mengintimidasi rakyat Iran. Mereka dimaksudkan untuk menekan perbedaan pendapat,” kata Juru Bicara Deplu Ned Price dilansir The Telegraph, Kamis (15/12/2022).

Amnesty International mengatakan pihak berwenang Iran telah menjatuhkan hukuman mati untuk setidaknya 21 orang, dalam apa yang disebut organisasi itu sebagai pengadilan palsu untuk mengintimidasi mereka yang berpartisipasi dalam pemberontakan populer yang telah mengguncang Iran.

Eksekusi Rahnavard terjadi beberapa hari setelah Mohsen Shekari juga digantung di depan umum.

Dia dijatuhi hukuman mati karena melukai seorang penjaga keamanan dengan pisau dan memblokir jalan di Teheran.

Setidaknya 488 orang telah tewas sejak demonstrasi dimulai pada September 2022, menurut kelompok hak asasi manusia, dengan 18 ribu ditahan oleh pihak berwenang.

(*/Editor: Abdul Hadi)

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button