Olahraga

Standar Ganda FIFA: Sanksi Untuk Rusia, Israel Tetap Bebas

Sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, sudah kewajiban bagi Indonesia untuk menerima siapa pun tamu yang hadir. Namun, standar ganda FIFA pun patut menjadi sorotan publik.

Keikutsertaan Timnas Israel dalam ajang bergengsi yang berlangsung di Indonesia pada 20 Mei – 11 Juni 2023 menimbulkan polemik. Karena, Indonesia dan Israel tak memiliki hubungan diplomatik.

Israel adalah isu sensitif karena mayoritas warga muslim Indonesia dan dunia mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka.

Selain itu, FIFA juga pernah memberikan sanksi usai Rusia melakukan invasi kepada Ukraina pada 28 Februari 2022 lalu. Mereka melarang Timnas Rusia tampil di Piala Dunia dan hingga kini sanksi itupun belum dicabut.

Artem Dzyuba, Kapten Timnas Rusia sempat angkar bicara soal itu. Secara tegas dia menyatakan bahwa FIFA dan asosiasi olahraga lain yang menghukum Rusia telah menerapkan standar ganda.

Dia pun heran mengapa atlet ikut menderita, dan pihak terkait yang menjatuhkan sanksi seolah lupa dengan slogan mereka soal olahraga tak boleh campur aduk dengan politik.

“Saya menolak standar ganda yang ada. Mengapa semua orang bisa seenaknya. Mereka selalu teriak olahraga menolak politik, namun saat berhubungan dengan Rusia, prinsip itupun terlupakan,” kata Dzyuba.

Sanksi dari FIFA diberlakukan lantaran invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. Bukan hanya timnas mereka yang dilarang tampil, namun juga semua klub negara beruang merah.

Banyak pihak mengapresiasi tindakan cepat FIFA untuk memberi sanksi Rusia. Namun, banyak pihak juga yang mengkritik tajam terhadap Gianni Infantino.

Hal tersebut diungkapkan oleh Aboutrika. Prial asal Mesir itupun menilai FIFA telah pilih kasih atau menerapkan standar ganda.

Karena, mereka hingga saat ini tak pernah memberikan sanksi pada Israel yang notabene melakukan hal yang serupa dengan Rusia.

Bahkan, hingga saat ini Israel juga masih melakukan agresi militer ke Palestina yang mengakibatkan banyaknya korban berjatuhan dan kehilangan nyawa dari kalangan wanita dan anak – anak.

Abeer Barakat, Aktivis Palestina dan pengajar University College of Applied Sciences di Gaza mengatakan bahwa semua orang telah melihat bagaimana FIFA menggunakan otoritasnya untuk menggertak negara – negara dunia dan untuk menegakkan apa yang disebut “nilai – nilai”.

“Kita semua telah melihat bagaimana Qatar menyelenggarakan Piala Dunia tahun lalu dan menghadapi tekanan luar biasa karena melarang bendera pelangi [LGBT] dan minuman keras di taman bermainnya,” kata dia, dikutip dari Republika, Jumat (31/3/2023).

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button