Tercatat 50 Pasien Malaria di Banten, Begini Cara Pencegahannya
Penyakit malaria mulai merebak di Banten. Setidaknya, hingga September 2022 tercatat 50 pasien malaria yang tersebar di delapan kabupaten dan kota. Namunt tidak ada pasien yang meninggal karena penyakit tersebut.
Kadis Kesehatan Banten, Ati Pramudji Hastuti membenarkan hal tersebut. “Sampai bulan September ini tercatat seperti itu,” katanya di Pendopo Gubernur Banten, Kota Serang, Senin (10/10/2022).
Dia mengatakan Dinkes Banten terus berupaya mencegah penyebaran malaria. Dia kasus malaria terbanyak tercatat berada di Tangerang Selatan. “Paling banyak kasusnya untuk saat ini di Tangsel ada 14 kasus untuk malaria,” ujarnya.
Dia mengatakan tidak ada pasien yang meninggal akibat malaria di Banten. Ati mengatakan pihaknya fokus memutus penularan malaria. “Artinya terus mencari agar cepat dilakukan pemutusan rantai penularan,” ujarnya.
Menurut situs alodokter.com, malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk.
Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil beberapa hari setelah terinfeksi parasit yang dibawa oleh nyamuk.
Penderita malaria bisa sembuh secara total bila diatasi dengan tepat. Sebaliknya, jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal dari menyebabkan anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian.
Di Indonesia, jumlah penderita malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun. Namun, masih banyak yang menderita malaria di beberapa provinsi di wilayah timur, seperti Papua dan Papua Barat. Sementara itu, provinsi DKI Jakarta dan Bali sudah masuk kategori provinsi bebas malaria.
Gejala Malaria
Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk pembawa parasit Plasmodium. Gigitan nyamuk tersebut akan menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia, kemudian menetap di organ hati sebelum menyerang sel darah merah.
Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Gejala muncul dalam tiga tahap selama 6–12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu keluar banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal.
Pengobatan dan Pencegahan
Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko terjadinya komplikasi yang berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat anti malaria yang jenisnya disesuaikan dengan parasit penyebab malaria, tingkat keparahan, atau wilayah yang pernah ditinggali penderita.
Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah malaria, dokter dapat meresepkan obat antimalaria sebagai pencegahan jika berencana bepergian atau tinggal di area yang banyak kasus malarianya.
Pencegahan malaria juga bisa dilakukan dengan memasang kelambu di tempat tidur, mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan krim atau semprotan anti nyamuk. (BR / Editor: Iman NR)