Politik

Anies Baswedan, Capres No Urut 1 Kunjungi Nelayan di Kronjo

Anies Rasyid Baswedan, Calon Presiden (Capres) No urut 1 dari Koalisi Perubahan mengunjungi nelayan dan warga Desa Kronjo, Kabupaten Tangerang, Sabtu (2/12/2023).

Anies disambut warga dan nelayan dengan penuh antusias yang tak henti meneriakan kata Amin, alias Anies-Cak Imin. Pasangan Capres – Cawapres RI ini diusung oleh Partai PKS – PKB – Nasdem dan Partai Umat.

Bertepatan memasuki hari kelima masa kampanye, Anies berdialog di atas perahu salah satu milik nelayan yang tengah bersandar di tempat pelelangan ikan Kronjo. Anies sempat memasukan solar dari jerigen bertuliskan ‘Amin’ di perahu tersebut.

Selain itu, Capres No urut 1 ini pun sempat melihat-lihat kapal lainnya seraya meninjau isi bagian dalam kapal nelayan.

Ini baru selesai (pulang melaut). Dapet berapa ini,” tanya Anies kepada salah satu nelayan yang dijawab dengan suara merintih sambil membungkukan kepala.

Dalam sambutannya, Anies mengaku mendapat aspirasi dari para nelayan. Pertama, soal pembuatan pelabuhan untuk bersandar kapal para nelayan.

Kedua, adanya kemudahan bagi nelayan dalam memperoleh legal dokumen kapal. Ketiga, nelayan meminta pengerukan serta normalisasi Kali- Sungai Cipasilian agar dapat beroperasi dengan optimal.

Selanjutnya, Anies diminta mempermudah nelayan untuk memperoleh bahan bakar bersubsidi serta pembangunan sarana dan prasarana melaut lainnya.

Terakhir, nelayan mengeluhkan pematokan laut oleh pihak yang disebut Anies oknum Pengembang.

“Kelima, adanya pematokan-pematokan-pematokan laut oleh oknum pengembang untuk membuat kegiatan reklamasi di sini, itu (dirasa) mengganggu para nelayan,” ungkapnya.

Dikonfirmasi Mediabanten.com, apakah kegiatan reklamasi tersebut berhubungan dengan proyek reklamasi yang pernah dibatalkan Anies saat ia menjabat Gubernur DKI periode 2017-2022. Serta bagaimanakah, upaya Anies menjawab tantangan tersebut.

Anies menuturkan bahwa, kegiatan reklamasi yang dikeluhkan nelayan tersebut baru dia dengar. Namun, Anies menyebut, bahwa menyangkut ihwal reklamasi itu, haruslah sesuai dengan perizinan.

“Jadi enggak boleh kita mato-matok laut, tanpa perizinan. Tanpa adanya rencana tata ruang. Dan kalau lah itu mau dilakukan, haaarus ada pembahasan dengan semua pihak. Utamanya dengan para nelayan. Karena (laut) ini lah, tempat mereka (nelayan) mencari nafkah,” pungkasnya. (Iqbal Kurnia)

Editor Iman NR

Iqbal Kurnia

SELENGKAPNYA
Back to top button